Abu Ubaidah Idola Masa Kini, Bolehkah?

Abu Ubaidah Idola Masa Kini, Bolehkah?

Daliyem (Terapis Thibun Nabawi)--

Oleh : Daliyem

(Terapis Thibun Nabawi)

Seakan rontok hati para wanita ketika memandang sosok yang sedang hangat diperbincangkan. Abu Ubaidah, juru bicara Hamas yang sedang menjadi sorotan wanita di dunia. Beliau seorang sosok pahlawan militer yang gagah pemberani, hafidz Qur'an, dan berwajah rupawan.

Pada akhirnya umat menyadari lelaki yang sesungguhnya seperti sosok panglima Al-Qossam yang begitu gagah menghadapi penyiksaan yang luar biasa oleh tentara zionis Israel  semasa remaja. Peristiwa penyerangan Zionis Israel membawa angin segar bagi kita bahwa inilah gambaran seorang pejuang muslim. Perjuangan Abu Ubaidah bukanlah hanya sekedar seorang tentara yang hanya menunaikan tugas negara.  Kemuliaan untuk melindungi masjid Al-Aqsa adalah keutamaan yang sangat besar, karena tanggung jawab ini adalah untuk menjaga marwah seorang muslim.

BACA JUGA:Zillenials, Cermat Sebelum Mencari Tontonan

BACA JUGA:Hilangnya Rasa Aman

Bahkan, di masa Rasulullah Saw. telah ada sosok Abu Ubaidah yang menjadi kepercayaan Nabi Saw. selama perang. Abu Ubaidah berdiri tegap di barisan Rasulullah Saw. dan para sahabat ketika perang Badar berlangsung. Sementara ayahnya (Abdullah bin Al Jarrah) berada pada barisan kaum musyrik. Meskipun Abu Ubaidah berusaha menghindari ayahnya, tetapi mereka ditakdirkan untuk berhadapan dan Abu Ubaidah pun berhasil mengalahkan ayahnya. perang Badar membawa kemenangan untuk kaum muslim.

Setelah itu, turunlah firman Allah Swt. yang termaktub dalam surah Al Mujadalah ayat 22, ”Engkau (Nabi Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhir saling berkasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya sekalipun mereka itu bapaknya, anaknya, saudaranya, atau kerabatnya. Mereka itulah orang-orang yang telah Allah tetapkan keimanan di dalam hatinya dan menguatkan mereka dengan pertolongan dari-Nya. Dia akan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah orang-orang yang beruntung.”

BACA JUGA:Julid Mutakhir

BACA JUGA:Palestina dan Kemenangan Islam

Ketika Perang Uhud, Abu Ubaidah menolong Nabi Muhammad saw. yang terkena lemparan musuh berupa serpihan besi hingga melukainya. Ia mencabut serpihan besi tersebut satu per satu dengan giginya, sehingga dua giginya tanggal. Pada saat itulah Abu Ubaidah bin Al Jarrah mendapat gelar "Amin al-Ummah" (kepercayaan umat) dari Nabi Muhammad saw. Ia mengikuti semua peperangan bersama Nabi saw. Ia mendapat julukan al-Qawiy al-Amin (yang kuat yang terpercaya). Kemudian, Abu Ubaidah diangkat sebagai panglima oleh Umar bin al-Khattab.

Masyaallah, itulah sosok laki-laki sejati yang hidup dan matinya dipersembahkan untuk perjuangan Islam. Bayangkan di tengah sistem liberalisme saat ini, sosok laki-laki bertulang lunak kalah telak setelah viral sosok Abu Ubaidah. Semangat para perempuan, khususnya barisan emak-emak militan pun sangat mengidolakannya. Tentu saja, mengidolakan sosok Abu Ubaidah sebagai wujud kekaguman kita akan kecintaannya terhadap Allah Swt., Rasulullah saw., dan Islam.

BACA JUGA:Kala Ibu Muda Tersandera Algoritma Media 

BACA JUGA:Kontrak PT. Freeport Hingga 2061, Siapa yang Untung?

Sumber: