Hilangnya Rasa Aman

Ismawati--
Oleh : Ismawati
PANGKALAN BALAI, HARIANBANYUASIN.COM - Tragis! Satu keluarga di Desa Lumpatan Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), ditemukan tewas membusuk di rumah. Satu keluarga tersebut yakni Heri (50), Masturo (70) ibu dari Heri, Aurel (6) dan Marsel (11) yang merupakan anak dari Heri. Sementara ibu korban diketahui sedang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Luar Negeri (tribunsumsel, 21/12)/23).
Peristiwa ini diketahui saat masyarakat mencium aroma busuk di sekitar rumah korban. Hingga pada Rabu (20/12) ditemukanlah jasad korban sekeluarga ini. Jasad tersebut diduga telah membusuk selama 4 hari karena salah satu korban masih mengenakan pakaian sekolah pramuka.
Melansir dari tribunnews.com (21/12), ada indikasi bahwa korban adalah pelaku perampokan. Dimana diketahui baru-baru ini korban baru saja menjual tanah sebesar Rp200 juta. Ada juga motor korban hilang. Hanya saja, Plt Kasat Reskrim Polres Muba IPTU Dedi Kurniaan, S.H. belum bisa menyimpulkan terkait adanya uang hasil penjualan tanah yang hilang karena masih dalam proses penyelidikan.
BACA JUGA:Julid Mutakhir
Rasa Aman Hilang
Sungguh apa yang dialami korban dalam kasus ini amat mengerikan. Direbut hartanya hingga dihilangkan nyawa. Maraknya aksi kejahatan semakin meminimalisir rasa aman.
Ada beberapa faktor yang mendasari kejahatan seperti ini, di antaranya :
Pertama, faktor ekonomi. Krisis ekonomi melanda masyarakat di negeri ini. Dimana kemiskinan dan pengangguran merajalela. Alamiahnya jika orang merasa lapar yang mendesak untuk dipenuhi, maka ia akan menghalalkan segala cara untuk bisa menambal rasa laparnya itu. Sama halnya dengan kemiskinan, seseorang bisa melakukan apa saja demi tercapainya pemenuhan kebutuhan hidupnya seperti merampok.
BACA JUGA:Palestina dan Kemenangan Islam
Kedua, hilangnya peran agama dalam kehidupan. Manusia menormalisasi ide-ide sekuler, menghilangkan peran agama dalam kehidupannya. Jadilah manusia jauh dari aturan Allah, mereka bebas melakukan apa saja sesuai kehendak sendiri. Iman yang sejatinya bisa meminimalisir perilaku buruk, terkikis karena hawa nafsu yang mendominasi.
Terwujudlah generasi amoral nan sadis seperti sekarang ini. Tak memahami bahwa, apa yang didapat setelah kehidupan di dunia (di akhirat) adalah tergantung apa yang kita perbuat di dunia. Apa yang kita lakukan di dunia ini harus pertanggungjawaban di hari akhir.
Ketiga, pengaruh gaya hidup liberal (bebas). Efeknya, marak peredaran narkoba dan alkohol yang mampu merusak daya pikir manusia. Alhasil, pelaku kejahatan makin sadis dengan menghilangkan nyawa manusia. Pembunuhan dipandang sebagai penyelesaian masalah, nauzubillah.
BACA JUGA:Kala Ibu Muda Tersandera Algoritma Media
Sumber: