Beratnya Kebutuhan Hidup Penyebab Marak ODJG di Lubuklinggau, Akhiri dengan Islam
Ismawati--
Oleh Ismawati
PANGKALAN BALAI, HARIANBANYUASIN.COM - Mengkhawatirkan. Melansir dari Tribunsumsel.com (14/11), Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau Erwin Armeidi mengonfirmasi bahwa Sebanyak 364 warga di Lubuklinggau mengalami gangguan jiwa berat atau termasuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Dimana 32 orang di antaranya atau sebanyak 8% disebabkan oleh narkoba. Sementara faktor paling banyak adalah depresi akibat beratnya kebutuhan hidup.
Sungguh kemiskinan ekstrem membawa dampak buruk bagi masyarakat. Terlebih bagi Lubuklinggau beredar di media sosial, bahwa Lubuklinggau masuk dalam daftar kota dengan tingkat kemiskinan tinggi di Pulau Sumatera.
BACA JUGA:Cara Islam Mewujudkan Rasa Aman
BACA JUGA:Abu Ubaidah Idola Masa Kini, Bolehkah?
Dikutip dari databoks.com (7/11/23), berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2023 Lubuklinggau menempati peringkat-7 tingkat kemiskinan tinggi.
Kemiskinan menjadi beban berat yang dirasakan masyarakat hari ini. Minimnya pemasukan tak sebanding dengan besarnya pengeluaran.
Akibatnya, masyarakat merasakan tekanan sosial hingga jatuh mental. Tak sedikit pula yang akhirnya mengakhiri hidup karena tekanan ekonomi seperti ini.
BACA JUGA:Zillenials, Cermat Sebelum Mencari Tontonan
BACA JUGA:Hilangnya Rasa Aman
Lubuklinggau merupakan salah satu kota di Sumatera Selatan (Sumsel) . Pada Maret 2023, sebagaimana dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, angka kemiskinan sebesar 11,78 persen, turun 0,12 persen poin terhadap Maret 2022, dan turun 0,17 persen poin terhadap September 2022.
Tapi faktanya kemiskinan masih esktrem dan tidak bisa mencegah dampak buruk kemiskinan seperti ODGJ.
Padahal, Sumsel adalah salah satu Provinsi dengan kekayaan alam yang melimpah.
Sumber: