Hoarding Disorder: Perilaku Gemar Menumpuk Sampah, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Gangguan mental hoarding disorder.--
Pengalaman trauma atau tingkat stres yang tinggi dalam kehidupan seseorang dapat menjadi pemicu hoarding disorder.
Individu mungkin mengumpulkan barang-barang sebagai cara untuk mengatasi atau menghindari perasaan yang menyakitkan.
Perubahan dalam otak dan fungsi kognitif tertentu telah dikaitkan dengan hoarding disorder. Gangguan dalam proses pengambilan keputusan dan pemrosesan informasi mungkin berperan dalam kecenderungan untuk mengumpulkan barang.
Lingkungan di sekitar individu juga dapat berperan penting. Terutama, kondisi rumah yang berantakan atau lingkungan yang mendukung pengumpulan barang-barang dapat memperburuk gangguan ini.
Hoarding disorder memiliki gejala yang khas, dan mereka dapat bervariasi dari ringan hingga parah.
Beberapa gejala utama termasuk:
1. Kumpulan Barang-Barang yang Tidak Berguna
Penderita hoarding disorder cenderung mengumpulkan barang-barang yang sebagian besar tidak memiliki nilai atau fungsi. Ini termasuk barang-barang seperti kertas bekas, bungkus makanan, koran lama, hingga barang-barang yang rusak atau sudah tak terpakai.
2. Kesulitan Membuang Barang
Individu dengan hoarding disorder merasa sangat sulit untuk membuang barang-barang yang mereka kumpulkan. Mereka seringkali merasa terlampau terikat emosional pada barang-barang tersebut dan takut kehilangannya.
3. Akumulasi Barang yang Membuat Rumah Berantakan
Hoarding disorder seringkali menyebabkan rumah menjadi sangat berantakan dan tidak nyaman untuk ditinggali. Ini dapat menciptakan masalah kebersihan dan kesehatan yang serius.
4. Kesulitan dalam Menyusun Prioritas
Penderita hoarding disorder seringkali memiliki kesulitan dalam menyusun prioritas dan membuat keputusan yang sehat terkait dengan barang-barang yang mereka miliki. Hal ini dapat mengganggu fungsi sehari-hari mereka.
Sumber: