Hoarding Disorder: Perilaku Gemar Menumpuk Sampah, Kenali Gejala dan Penyebabnya
Gangguan mental hoarding disorder.--
PANGKALAN BALAI, HARIANBANYUASIN.COM - Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar menjadi keharusan yang wajib dilakukan setiap orang.
Namun, ada segelintir orang yang cukup nyaman "hidup" dengan kondisi kotor dan lingkungan yang tidak sehat.
Bahkan cenderung menjadikan sampah dan barang-barang yang sudah tidak berguna sebagai barang yang berguna di kemudian hari.
BACA JUGA:Warga Banyuasin Berharap Pemkab Banyuasin Gelar Operasi Pasar Murah di Perairan
Kondisi ini tentu bagi kebanyakan orang adalah perilaku yang menyimpang dan butuh pengobatan. Mengingat kondisinya yang memprihatinkan, hidup dan tinggal di dalam rumah atau kamar dengan tumpukan sampah.
Situasi ini disebut sebagai "hoarding disorder, atau disebut juga dengan gangguan penumpukan adalah kondisi mental yang jarang dipahami dengan baik dan seringkali diabaikan.
Penderita gangguan ini cenderung mengumpulkan barang-barang dalam jumlah yang berlebihan, bahkan hingga menyebabkan kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA:Musim Kemarau, Petani di Kabupaten Banyuasin Takut Tanam Padi, Ungkap Kekhawatiran Ini
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang penyakit hoarding disorder, termasuk apa yang menjadi penyebab, gejala, dampaknya, serta cara pengobatannya.
Hoarding disorder adalah gangguan mental yang ditandai oleh kecenderungan yang kuat untuk mengumpulkan barang-barang dalam jumlah yang berlebihan dan kesulitan untuk membuangnya.
Bahkan ketika barang-barang tersebut tidak memiliki nilai nyata atau hanya sampah. Penderita hoarding disorder biasanya merasa kesusahan ketika mencoba untuk membuang barang-barang yang tidak berguna ini.
BACA JUGA:Antisipasi Kabut Asap Pemkab Banyuasin Bagikan Masker Gratis, Udara Banyuasin Sehat?
Meskipun penyebab pasti hoarding disorder belum sepenuhnya dipahami, beberapa faktor yang mungkin berperan dalam perkembangan gangguan ini antara lain:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hoarding disorder memiliki komponen genetik yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan gangguan ini jika memiliki riwayat keluarga yang menderita hoarding disorder.
Sumber: