Proyek Kampung Agrowisata Religi di Desa Langkan Banyuasin, Kadis TPH Banyuasin: Itu Bukan Cetak Sawah, Tapi
Program cetak sawah di Kampung Agrowisata Religi Desa Langkan Banyuasin diminta untuk dihentikan lantaran belum selesainya polemik klaim lahan.--
PANGKALAN BALAI, HARIANBANYUASIN.COM - Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Banyuasin Sarip SP MM, memberikan klarifikasi terkait adanya polemik klaim lahan di Desa Langkan Kecamatan Banyuasin III.
Menurut Sarip, jika kegiatan yang tengah berjalan di lahan tersebut, bukan proyek cetak sawah yang berasal dari program kementrian ataupun APBD Pemkab Banyuasin.
Melainkan, hasil swadaya dari masyarakat yang tergabung dalam Gapoktan Maju Bersama.
BACA JUGA:Bung Karno Sport Center Bakal Jadi Destinasi Wisata Baru di Banyuasin
Hal itu ditegaskan Sarip, lantaran maraknya pemberitaan adanya proyek cetak sawah di lahan agrowisata Religi yang digagas Pemerintah Desa Langkan saat ini.
"Perlu kami luruskan, jika itu bukan proyek cetak sawah. Melainkan swadaya dari masyarakat (dana pribadi), ujar Sarip kepada harianbanyuasin.com, Rabu 4 Oktober 2023.
Adapun peran Pemerintah Kabupaten Banyuasin, lanjut mantan Camat Makarti Jaya ini, adalah hanya membantu memfasilitasi, sesuai usulan yang disampaikan kepada Bupati Banyuasin.
BACA JUGA:Pelaku Pembacokan Warga Tanjung Pasir Banyuasin Menyerahkan Diri, Ini Tampangnya
"Masyarakat ini swadaya menyewa ekskavator sejak tahun 2014 untuk membuat parit atau saluran air, dilahan tersebut," ujarnya.
Namun, sampai tahun 2023, masyarakat yang tergabung di Gapoktan Maju Bersama ini tak mampu lagi untuk melakukan swadaya.
"Tak sanggup lagi lah bisa dikatakan untuk sewa alat. Lalu, mereka ini inisiatif bertemu bupati Banyuasin untuk minta support," ujarnya.
BACA JUGA:Warga Tanjung Pasir Banyuasin yang Tewas Dibacok: Ini Kronologis Lengkap dan Motif Pembacokan
Lalu, karena itu untuk kepentingan masyarakat, serta dapat menambah produksi padi di Banyuasin Bupati kala itu, sangat mendukung keinginan masyarakat untuk membuka lahan persawahan di lokasi itu.
"Kami bantu turunkan alat berat ekskavator. Termasuk alat berat dari PUPR. Sedangkan untuk biaya bensin, honor operator itu semuanya swadaya dari masyarakat itu sendiri," ujarnya.
Sumber: