Hoarding Disorder: Perilaku Gemar Menumpuk Sampah, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Hoarding Disorder: Perilaku Gemar Menumpuk Sampah, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Gangguan mental hoarding disorder.--

Penderita hoarding disorder cenderung menarik diri dari hubungan sosial karena malu atau merasa malu terkait dengan kondisi rumah mereka yang berantakan. Hal ini dapat menyebabkan isolasi sosial yang lebih lanjut dan gangguan psikologis lainnya.

Tentu saja, hoarding disorder dapat menyebabkan dampak psikologis serius, termasuk depresi, kecemasan, dan stres kronis. Rasa malu dan harga diri yang rendah juga umum dialami oleh penderita gangguan ini.

Diagnosis hoarding disorder biasanya dibuat oleh seorang profesional kesehatan mental berdasarkan observasi dan wawancara dengan penderita.

Kriteria diagnosis utama termasuk akumulasi barang-barang yang tidak berguna, kesulitan membuang barang, dan dampak negatif yang signifikan pada kehidupan sehari-hari.

Pengobatan hoarding disorder biasanya melibatkan kombinasi terapi psikologis dan, dalam beberapa kasus, obat-obatan. 

Psikolog, Joice Manurung, psikolog mengatakan orang-orang yang memiliki perilaku penumpuk barang-barang "sampah" merasa jika tindakan itu memberikan nyamanan bagi dirinya. 

"Kalau barang-barang itu dibersihkan dan diambil, maka akan muncul kecemasan. Dan pastinya akan mendorong diri untuk menimbun lebih banyak lagi," kata Joice.

"Tentunya harus dibawa ke profesional, psikiatri untuk mengukur pemicu dan penyebab utama. Sehingga bisa diputuskan untuk melakukan treatment apa yang seusai dengan skala gangguan mentalnya. Barulah sampah-sampah yang menumpuk itu dibersihkan, jika kondisi psikisnya sudah normal," imbuhnya.*

Sumber: