Hasil Rapat Evaluasi Pasca Kegagalan di AG 2022, PBSI Beberkan 16 Poin Evaluasi
Kabid Binpres PP PBSI, Rionny Mainaky--
JAKARTA, HARIANBANYUASIN.COM - Kegagalan meraih medali yang telah ditargetkan di Asian Games (AG) 2022, menjadi "tamparan" keras bagi jajaran kepengurusan PP PBSI.
Sepulang dari AG 2022, PP PBSI langsung menggelar rapat evaluasi, membahas kendala yang menjadi catatan sejarah kelam bagi olahraga tepok bulu di tanah air.
Rapat evaluasi telah digelar pada Senin 9 Oktober 2023 itu telah menghasilkan poin-poin evaluasi yang ke depan harus segera dilakukan PP PBSI. Terlebih dalam mempersiapkan pemain ke Olimpiade Paris 2024.
BACA JUGA:Juara Dunia Junior, Alwi Farhan Torehkan Sejarah
Ada 16 poin evaluasi yang dibeberkan Kabid Binpres PP PP PBSI, Rionny Mainaky, berikut 16 poin tersebut:
1. Saya atas nama tim bulutangkis Indonesia meminta maaf kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga, Komite Olimpiades Indonesia (NOC) dan seluruh masyarakat Indonesia atas kegagalan ini. Hasil ini tanggung jawab saya sebagai Kabid Binpres PP PBSI.
2. Saya juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan motivasi seluruh pihak berupa saran, kritik dan masukan kepada kami. Ini akan menjadi bahan evaluasi kami untuk melakukan pembenahan demi perbaikan.
BACA JUGA:Chiara Marvella Handoyo Runner UP WJV 2023
3. Dalam rapat evaluasi lengkap yang akan digelar di Pelatnas PBSI Cipayung, Senin 9 Oktober 2023, saya. para pelatih, pengurus harian dan team support sudah menyatakan komitmen untuk bersama-sama berbenah. Kami tidak saling menyalahkan, tetapi saling menddukung untuk bersama-sama berbenah dan mencari solusi untuk membangkitkan kembali prestasi bulutangkis Indonesia. Segala kekurangan dan kelemahan ini akan kami ssgera benahi.
4. Kegagalan di Asian Games Hangzhou, bukan semata karena faktor fisik. Kondisi fisik pemain tetap prima, walaupun hasilnya kalah. Para pemain tidak bisa menunjukkan performa terbaik karena mendapat tekanan mental harus Juara, tidak boleh kalah. Dampaknya jadi ragu-ragu, kurang yakin. Padahal, mereka tampil ke Hangzhou dengan bermodalkan hasil sukses di AG Jakarta 2018.
5. Di lapangan, terlihat para pemain permainannya tegang, tertekan, tidak enjoy atau tidak bisa menikmati permainan. Mereka tidak bisa Keluar dari tekanan mental harus menang. Mental, fokus, konsentrasi dan tidak bisa keluar dari beban harus menang. Semua kelemahan pemain ini coba kami benahi.
BACA JUGA:Gagal di Asian Games 2022, Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky Minta Maaf
6. Misalnya, Jojo (Jonatan Christie) kalah karena ragu-ragu, kurang yakin, tegang. Dia terlalu kepikiran tidak mau mengecewakan tim. Dampaknya, main kurang nyaman dan terbebani, sehingga banyak melakukan kesalahan sendiri.
7. Hal serupa ada pada diri Gregoria (Mariska Tunjung). Sangat terlihat ketegangan. Sudah berupaya keras, tetapi tetap tak berhasil melepas rasa tegang. Akhirnya banyak salah dan serga ragu-ragu.
Sumber: