Timbang Kepala Kebo, Adat Istiadat Masyarakat Pangkalan Balai yang Masih Bertahan Sejak Ratusan Tahun Silam
Timbang Kepala Kebo merupakan adat masyarakat Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan yang masih bertahan sejak ratusan tahun silam-Foto : budaya-indonesia.org-
PANGKALANBALAI, HARIANBANYUASIN.COM – Timbang kepala kebo merupakan salah satu adat istiadat masyarakat Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Adat ini masih terus dipertahankan sampai sekarang yang diyakini sejak ratusan tahun silam.
Melansir laman resmi budaya Indonesia, adat ini sudah ratusan tahun dari nenek moyang penduduk asli Banyuasin.
BACA JUGA:Mengenal Tradisi Ngundang Masyarakat Pangkalan Balai Kabupaten Banyuasin
Adat menimbang kepala kerbau yang sudah disembelih dengan pasangan pengantin dalam sebuah acara yang digelar di kampung.
Adat ini dilakukan karena orang tua pengantin dahulu ketika anaknya masih kecil mempunyai nazar (janji kepada Allah yang wajib dibayar) atau dalam bahasa Banyuasin disebut Sangi.
Sangi biasanya diucapkan pada saat anaknya masih kecil.
BACA JUGA:15 Kabupaten Penghasil Padi Terbesar di Indonesia, Banyuasin Nomor Berapa?
Orang tuanya berjanji akan menyembelih kebo (kerbau) dan kepalanya akan ditimbang dengan anaknya pada saat si anak sudah mendapatkan jodoh nanti.
Sangi, muncul dari hati biasanya karena orang tua sulit mendapat anak.
Saat belum punya anak itulah dia bermohon kepada Allah Yang Maha Kuasa, jika nanti dia dikaruniai keturunan akan melakukan Adat Timbang Kepala Kebo.
BACA JUGA:Gadis Cantik Ini Ingin Perjuangkan Infrastruktur di Desanya, Ini yang Dilakukannya
Umumnya, prosesi timbang kepala kebo dilakukan bersamaan dengan acara perayaan pernikahan.
Dengan tujuan daging kerbau yang disembelih bisa dimasak untuk disantap oleh para tamu undangan perayaan pernikahan.
Sumber: