Indonesia Dicap Negara Terburuk Soal Aturan Buta Warna, Kok Bisa?
Indonesia Dicap sebagai Negara Terburuk di Dunia dalam Aturan Buta Warna: Tantangan yang Perlu Disorot--Youtube Ferry Irwandi
Haruskah Indonesia Merevisi Aturannya?
Melihat bagaimana negara-negara lain lebih inklusif terhadap penderita buta warna, Indonesia perlu melakukan revisi besar terhadap kebijakannya.
Salah satu langkah awal yang bisa diambil adalah dengan memodifikasi tes buta warna di berbagai institusi.
Alih-alih menolak pelamar secara langsung, mereka bisa diberikan pelatihan atau dukungan teknologi yang memungkinkan mereka bekerja atau belajar dengan baik.
Selain itu, perlu adanya peningkatan kesadaran publik mengenai buta warna.
Banyak masyarakat yang masih memiliki pandangan sempit mengenai kondisi ini, sehingga penting untuk menyebarkan informasi bahwa buta warna tidak berarti keterbatasan dalam segala hal.
Dengan stigma dan aturan yang ketat, Indonesia saat ini tercatat sebagai salah satu negara yang paling tidak ramah terhadap penderita buta warna.
Meskipun begitu, kondisi ini bisa berubah jika ada reformasi kebijakan yang lebih inklusif dan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi tersebut.
Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan sistem yang lebih adil dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua warganya, termasuk mereka yang mengalami buta warna.
Di balik prestasi Indonesia sebagai negara dengan keragaman budaya yang kaya, ada satu sisi gelap yang jarang dibahas, yakni kebijakan terkait buta warna.
Di beberapa negara, pengidap buta warna diberikan kesempatan yang adil untuk berpartisipasi dalam berbagai sektor pekerjaan dan pendidikan.
Namun, Indonesia justru tercatat sebagai salah satu negara dengan aturan paling ketat dan diskriminatif terkait kondisi buta warna.
Fakta ini mungkin mengejutkan banyak orang, tetapi masalah ini bukan hal baru.
Aturan ketat yang diterapkan dalam berbagai bidang seperti pendidikan, pekerjaan, hingga pelayanan publik sering kali menutup peluang bagi mereka yang mengalami buta warna, bahkan jika kondisi tersebut tidak memengaruhi kemampuan kerja mereka.
Mengapa Indonesia bisa dinilai sebagai negara terburuk dalam soal ini, dan bagaimana kebijakan ini memengaruhi masyarakat?
Sumber: