BANNER ASKOLANI 2 PERIODE HL

Indonesia Dicap Negara Terburuk Soal Aturan Buta Warna, Kok Bisa?

Indonesia Dicap Negara Terburuk Soal Aturan Buta Warna, Kok Bisa?

Indonesia Dicap sebagai Negara Terburuk di Dunia dalam Aturan Buta Warna: Tantangan yang Perlu Disorot--Youtube Ferry Irwandi

Salah satunya adalah asumsi bahwa buta warna akan mengurangi efektivitas seseorang dalam menjalankan pekerjaan tertentu.

Misalnya, dalam bidang kesehatan atau farmasi, membedakan warna obat dianggap sangat penting.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa banyak penderita buta warna tetap mampu bekerja dengan baik dalam lingkungan seperti itu, asalkan mereka diberi pelatihan yang sesuai.

Selain itu, kurangnya pemahaman tentang kondisi buta warna dan minimnya regulasi yang mendukung hak-hak penderita buta warna turut memperkuat aturan diskriminatif ini.

Banyak pihak yang menganggap bahwa buta warna adalah halangan besar dalam dunia kerja dan pendidikan, meskipun kenyataannya tidak selalu demikian.

Dampak Sosial dan Psikologis

Diskriminasi terhadap penderita buta warna tidak hanya berdampak pada karier dan pendidikan, tetapi juga pada kesehatan mental mereka.

Ketika seseorang yang memiliki kemampuan dan kecerdasan yang memadai dihalangi oleh aturan yang tidak relevan dengan kondisi mereka, hal ini dapat menimbulkan rasa frustrasi, minder, dan bahkan depresi.

Banyak penderita buta warna merasa tidak dihargai karena kondisi yang sebenarnya tidak mempengaruhi potensi mereka untuk berprestasi.

Di sisi lain, kebijakan yang diskriminatif ini juga menghalangi Indonesia dari memanfaatkan potensi individu yang sebenarnya bisa berkontribusi besar.

Banyak talenta yang akhirnya tersisih hanya karena kondisi buta warna mereka, padahal mereka bisa menjadi inovator, peneliti, atau tenaga profesional yang penting bagi perkembangan negara.

Perbandingan dengan Negara Lain

Di beberapa negara maju, kebijakan terkait buta warna jauh lebih inklusif dan memperhatikan kesejahteraan individu.

Misalnya, di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, penderita buta warna tidak dihalangi untuk mengikuti pendidikan atau bekerja di sektor-sektor tertentu.

Bahkan, mereka diberi dukungan khusus untuk membantu mereka beradaptasi, seperti penggunaan teknologi atau pelatihan khusus.

Sumber: