BANNER ASKOLANI 2 PERIODE HL

Tak Ingin Kerbaunya 'Mati Konyol', Perternak di Banyuasin Rela Rogoh Kantong Pribadi untuk Vaksin Mandiri

Tak Ingin Kerbaunya 'Mati Konyol', Perternak di Banyuasin Rela Rogoh Kantong Pribadi untuk Vaksin Mandiri

Petugas dari Disbunnak Banyuasin melakukan vaksin terhadap kerbau untuk mencegah penularan penyakit septicaema epizootica, Kamis 18 April 2024.--

PANGKALAN BALAI, HARIANBANYUASIN.COM - Tak ingin kerbau-kerbau miliknya 'mati konyol' akibat serangan penyakit septicaema epizootica (SE), peternak di Desa Durian Gadis rela merogoh kantong pribadi untuk membeli vaksin.

Langkah ini dilakukan lantaran, vaksin untuk penyakit SE tidak tersedia, baik di Disbunnak Banyuasin maupun Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel.

Salah seorang peternak kerbau di Desa Durian Gadis Kecamatan Rambutan, Banyuasin, Sumatera Selatan bernama Budi mengaku jika dirinya terpaksa membeli secara mandiri vaksin yang dibutuhkan oleh ribuan kerbau miliknya.

BACA JUGA:Belasan Kerbau di Desa Durian Gadis Banyuasin Mendadak Mati, Diduga Terserang Penyakit Ini

BACA JUGA:Kerbau Mati Mendadak: Disbunnak Kabupaten Banyuasin Cek ke Lapangan, Ini Hasilnya !

"Yang pastinya saya dak mau kerbau-kerbau saya mati konyol karena dibiarkan," ucapnya, Kamis 18 April 2024.

Kata dia, langkah pemberian vaksin ini harus segera mungkin dilakukan untuk menghindari penularan penyakit septicaema epizootica.

"Saya beli sendiri di Surabaya sesuai dengan arahan Disbunnak Banyuasin. Sudah divaksin tadi, dibantu oleh petugas dari Disbunnak Banyuasin untuk penyuntikan," ungkap Budi yang juga Kades Durian Gadis ini.

BACA JUGA:Disdikbud Banyuasin Revisi Jadwal Masuk Sekolah, Tanggal Segini Kegiatan Belajar Mengajar Kembali Aktif

BACA JUGA:Isu Penggabungan Kemenpora dan Kemenparekraf, Ini Tanggapan Tokoh Masyarakat dan Pemuda di Banyuasin

Untuk menyelamatkan kerbau-kerbau miliknya, Budi mengaku membeli vaksin sebanyak 10 botol.

"Per botolnya dibeli Rp200.000, mudah-mudahan dengan vaksin ini bisa menyelamatkan ribuan kerbau milik saya. Dan memutus mata rantai penyebaran virus penyakit ngorok," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, belasan kerbau milik peternak di Desa Durian Gadis Kecamatan Rambutan, Banyuasin, Sumatera Selatan mati mendadak.

Kematian kerbau ini sudah terjadi dalam tiga hari terakhir, dan jumlahnya terus bertambah.

Sumber: