Populasi Capung Kian Berkurang: Apakah Tanda Kerusakan Alam?
Dalam beberapa dekade terakhir, populasi capung di seluruh dunia dilaporkan mengalami penurunan yang signifikan.--Foto rimbakita
Capung sering kali digunakan sebagai bioindikator kualitas air karena mereka sangat sensitif terhadap polusi.
Penurunan populasi capung dapat menunjukkan bahwa kualitas air di suatu daerah sedang memburuk, yang bisa berdampak pada kehidupan akuatik lainnya, termasuk ikan dan tumbuhan air.
- Kehilangan Keanekaragaman Hayati
Penurunan populasi capung juga dapat menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati di ekosistem air tawar.
Larva capung yang hilang akan berdampak pada rantai makanan akuatik, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi populasi ikan, burung, dan hewan lainnya yang bergantung pada ekosistem tersebut.
Penurunan Populasi Capung: Tanda Kerusakan Alam?
Pertanyaan penting yang muncul dari penurunan populasi capung adalah apakah ini merupakan tanda kerusakan alam yang lebih luas.
Dalam banyak kasus, jawabannya adalah ya. Penurunan populasi capung sering kali mencerminkan masalah yang lebih besar dalam ekosistem, seperti polusi, perubahan iklim, dan hilangnya habitat.
Indikator Kesehatan Ekosistem
Capung berperan sebagai indikator kesehatan ekosistem air tawar.
Penurunan populasi mereka sering kali mencerminkan bahwa ada masalah dalam ekosistem tersebut, seperti polusi air atau hilangnya habitat.
Ini berarti bahwa penurunan populasi capung bisa menjadi tanda peringatan dini bahwa ekosistem sedang mengalami kerusakan yang lebih luas.
Ketidakseimbangan Ekosistem
Kehilangan capung dalam suatu ekosistem dapat menyebabkan ketidakseimbangan, di mana spesies lain yang bergantung pada capung sebagai bagian dari rantai makanan mungkin juga terpengaruh.
Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan gangguan ekosistem yang lebih besar dan penurunan keanekaragaman hayati.
Sumber: