BANNER ASKOLANI 2 PERIODE HL

Warga Terjangkit HIV/AIDS, Ada Apa?

Warga Terjangkit HIV/AIDS, Ada Apa?

Muthmainnah Kurdi, S.Ag--

Arus liberalisasi dalam berbagai lini makin menjadi. Menggerus nalar sehat.

Walhasil, nyaris tiap hari kita disuguhi kejadian yang meresahkan. Seperti kasus merebaknya virus  HIV/AIDS di kota Lahat. 

Seolah tak ada jeranya, tindak asusila juga kriminal terus bermunculan. Tidak saja di kota-kota besar tetapi, sudah menjalar ke pelosok daerah  

Kungkungan kehidupan sekuler membuat manusia dikendalikan teknologi, sayangnya bukan kehebatan positifnya.

Begitulah, jika kehidupan tidak menjadikan agama sebagai tolok ukur perbuatan. Teknologipun bisa menjajah dan memperbudak manusia.  

Oleh karena itu, suasana kehidupan saat ini dihegemoni arus sekularisme, makin hari makin mengkhawatirkan.

Rambu-rambu agama dianggap ketinggalan zaman. Effort kebaikan hanya muncul saat ada manfaatnya saja sementara, keburukan yang jelas dilarang agama digandrungi  bahkan jadi kebiasaan.

Hingga suasana yang muncul terutama di media sosial, nyaris semua memantik garizah nau’ (naluri melestarikan keturunan atau seksual).

Semua orang merasakan bagaimana akibat effort keburukan yang terjadi juga, merasakan bagaimana jika effort kebaikan yang mendominasi lalu, mengkomparasikan akibat dua keadaan yang berbeda jauh tersebut.

Satu, memunculkan bahaya dan kerugian. Tidak saja bagi diri pelaku tapi juga bagi orang lain.

Sedang yang satunya memuncukan kenyamanan, keamanan dan susana keimanan yang tinggi.  

Krusialnya Peran Agama dan Negara

Maraknya prostitusi online saat ini sudah sangat meresahkan. Arus liberalisasi yang menggerus akidah umat membuat semakin maraknya pergaulan bebas.

Bahkan negara meletakkan kebijakan sekuler kapitalis, karena secara tidak langsung menfasilitasi beroperasinya tempat-tempat hiburan malam, hotel-hotel seperti oyo, tempat pijat plus-plus dan tempat-maksiat lainnya melalui perizinan.

Berbeda kebijakan yang diterapkan dalam institusi pemerintahan Islam. Secara gamblang dan tegas, negara menerapkan model interaksi pergaulan antara lawan jenis.

Sumber: