Hewan Ternak Ngorok dan Kejang-kejang, Bisa Jadi Diserang Septicaemia Epizootica ! Begini Pencegahannya

Hewan Ternak Ngorok dan Kejang-kejang, Bisa Jadi Diserang Septicaemia Epizootica ! Begini Pencegahannya

Kerbau yang mati dikuburkan dengan bantuan alat berat. --foto harianbanyuasin.com

BACA JUGA:8 Pejabat Tinggi Pratama di Sumsel Dilantik, Pj Gubernur Minta untuk Fokus Bekerja

Di samping itu faktor predisposisi seperti imun ternak yang sedang lemah, faktor stress, kelelahan dan juga pengangkutan dapat menjadikan faktor penularan infeksi penyakit SE.

Kebanyakan wabah ini timbul pada saat musiman, terutama di musim penghujan atau peralihan musim.

3. Penularan

Penularan lainnya dapat juga terjadi melalui ekskreta (air liur, Kemih dan feses/kotoran) ternak.

Serta lalu lintas ternak sebagai penyebaran awalnya  yang di duga dari daerah atau kabupaten lain yang lebih dulu terkena serangan SE karena lokasi yang berseberangan.

Lantas bagaimana cara memutus mata rantai penuluarannya?

Dijelaskan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Banyuasin, Edil Fitriadi SP MSi, untuk meenghindari hewan ternak lainnya tertular dengan mengisolasi hewan yang msih sehat dan memberikannya vaksin.

"Pencegahannya lebih ke vaksinasi," ungkapnya.

Mengingat secara kompartemaen wilayah untuk isolasi ternak kerbau di Kecamatan Rambutan yang dominan dilepasliarkan menjadi tidak memungkinkan.

"Selagi memungkinkan ternak yang sehat besok dikandangkan insyaAllah kita berikan supportif multivitamin," katanya.

Namun sayangnya, ketersediaan vaksin untuk penyakit SE ini masih kosong baik di Disbunnak Banyuasin maupun di Dinas Ketpannak Sumsel.

"Alternatif lainnya vaksin SE bisa didapat secara mandiri/swadaya melalui pemesanan di Pusvetma Surabaya, Jatim," tukasnya.*** 

Sumber: