Mengapa Kita Menguap Kalau Ngantuk? Begini Penjelasan Ilmiahnya
Simak alasan mengapa kalau mengantuk itu nguap--pict foto by maidi
Sebuah studi yang dilakukan oleh psikolog Matthew Campbell dari Universitas California menunjukkan bahwa tingkat empati seseorang dapat memengaruhi seberapa mudah mereka terpengaruh oleh perilaku menular seperti menguap.
Orang dengan tingkat empati yang tinggi cenderung lebih mudah "tertular" saat melihat orang lain menguap, meskipun mereka mungkin tidak merasa ngantuk.
Hubungan dengan Teori Evolusi
Beberapa ahli berpendapat bahwa ngantuk dan menguap mungkin memiliki hubungan dengan teori evolusi.
Mereka berpendapat bahwa ngantuk dan menguap mungkin adalah mekanisme tubuh untuk mengkomunikasikan kelelahan atau kebutuhan istirahat kepada kelompok atau komunitas.
Dalam lingkungan sosial manusia purba, menunjukkan tanda-tanda kelelahan atau kantuk dapat menjadi sinyal penting bagi anggota kelompok untuk bersiap-siap untuk istirahat bersama atau melindungi individu yang lemah.
Meskipun ngantuk dan menguap seringkali dianggap sebagai dua fenomena terpisah, penelitian ilmiah menunjukkan bahwa keduanya memiliki kaitan erat, terutama dalam konteks respons otak dan mekanisme tubuh.
Sementara ngantuk adalah sinyal dari otak bahwa tubuh membutuhkan istirahat, menguap mungkin berperan dalam membantu menjaga kestabilan suhu otak dan meningkatkan aliran darah ke organ vital ini.
Menguap juga memiliki dimensi sosial yang menarik, dengan kemampuannya untuk menyebar secara menular dan berkaitan dengan tingkat empati seseorang.
Meskipun masih banyak yang perlu diteliti lebih lanjut dalam memahami fenomena ini secara menyeluruh, penjelasan ilmiah ini memberikan wawasan awal tentang kompleksitas ngantuk dan menguap serta hubungannya dengan evolusi dan mekanisme tubuh manusia.***
Sumber: