Polemik Klaim Lahan Kampung Agrowisata Religi Langkan Banyuasin: Dua Kali Mediasi di Desa Belum Ada Solusi

Polemik Klaim Lahan Kampung Agrowisata Religi Langkan Banyuasin: Dua Kali Mediasi di Desa Belum Ada Solusi

Mediasi petani Pulau Harapan yang mengaku jika lahan mereka dirusak untuk dijadikan Kampung Agrowisata Religi dan cetak sawah di Desa Langkan, Banyuasin.--

"Sedangkan soal Junaidi (petani) sudah pernah diajak, bahkan anak anaknya masuk di kelompok (tani)," tegasnya.

BACA JUGA:Polemik Agrowisata Religi dan Cetak Sawah di Desa Langkan Banyuasin, Tanaman Petani Dirusak

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Banyuasin, Sarip SP MM mengatakan kalau program cetak lahan sawah baru di lokasi itu tetap dilaksanakan. 

"Tetap lanjut, kami tidak mau diganggu. Memang soal klaim itu kelompok tani dari Desa Pulau Harapan belum memiliki bukti yang kuat, jika memang ada ia berjanji akan mengajak bersama-sama untuk memajukan pertanian Banyuasin," ujarnya. 

Diketahui sebelumnya, Dr Jan S Maringka SH MH Inspektur Jendral Kementerian Pertanian Republik Indonesia didampingi Bupati Banyuasin periode 2018 - 2023 Askolani pada 10 September lalu meninjau lahan persawahan di Desa Langkan, Kecamatan Banyuasin III.

BACA JUGA:Kabut Asap Kian Gawat, Disdikbud Banyuasin Terbitkan Surat Edaran, Ini Isinya

Diberitakan sebelumnya, Marjani, petani Desa Pulau Harapan Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin mencari keadilan. 

Mantan Kadus ini mengaku kehilangan lahan pertanian seluas 40 hektare yang berlokasi di Desa Langkan Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin.

Lahan seluas itu, diduga diklaim kelompok tani Maju Bersama Desa Langkan untuk dijadikan Kampung Agro Wisata dan cetak sawah baru yang diinisiasi Pemerintah Desa Langkan. 

Hal itu terungkap saat Marjani bersama petani lainnya melakukan mediasi yang dilakukan Pemkab Banyuasin, diruang rapat Wakil Bupati Banyuasin, Jumat 9 September 2023.

Dalam mediasi itu, Marjani mengatakan bahwa ia sudah menduduki lahan seluas 40 hektare itu sudah sejak tahun 1985 bersama masyarakat Pulau Harapan lainnya. 

"Kami nanam padi dilahan itu. Bahkan zaman pak Bupati Banyuasin Almarhum Amiruddin Inoed kami pernah mendapatkan bantuan benih, pupuk serta obat-obatan," ujar Marjani. 

Lalu, katanya lantaran bersawah sudah tak lagi menghasilkan, ia dan warga lainnya menggunakan lahan tersebut untuk menanam mangga, pisang, ubi dan kelapa. 

"Tapi tetap kami ingin berusaha menanam padi dilahan itu, sampai dengan sekarang," bebernya.

Ia menjelaskan, sejak tahun 2016 ada sekelompok orang yang ingin mencoba merampas tanah yang ia usahakan selama puluhan tahun tersebut. 

Sumber: