Kelaparan Sistemik di Gaza, Butuh Persatuan Umat
Ismawati--doc
Akankah kita diam? Akankah kita justru berharap pada otoritas PBB? Atau berharap pada negara adidaya seperti Amerika Serikat yang notabene bersekutu dengan Zionis?
Mereka adalah tanggung jawab kita. Kelak, kita akan dimintai pertanggungjawaban atas penderitaan mereka.
Umat harus sadar bahwa membebaskan mereka perlu persatuan dan jihad yang nyata.
Zionis tidak kenal bahasa kemanusiaan, melainkan bahasa perang.
Butuh Persatuan
Sesungguhnya, persatuan umat Islam dibutuhkan untuk membebaskan Gaza.
Persatuan ini diikat dengan akidah Islam yang kuat.
Sepanjang sejarah, persatuan umat Islam mampu memiliki kekuatan besar membebaskan penjajahan.
Hal ini dengan mewujudkan jihad fii sabilillah (jihad karena Allah Swt.) melalui otoritas kepemimpinan berdasarkan syariat Islam.
Sejarah Islam sarat dengan bukti bahwa persatuan umat mampu mengusir penjajah.
Tanah Palestina dibebaskan di massa Umar bin Khaththab pada tahun 15 H.
Bahkan, kegigihan Khalifah Sultan Abdul Hamid II kepada Zionis adalah bukti bahwa seperti itulah seharusnya sikap seorang pemimpin.
Sultan Abdul Hamid II menolak dengan tegas untuk memberikan sejengkal tanah kepada Yahudi.
Oleh karena itu, dibutuhkan upaya serius menegakkan institusi Islam yang dapat menyatukan negeri-negeri Muslim.
Tragedi kelaparan di Gaza bukanlah sekadar isu kemanusiaan, melainkan panggilan keimanan.
Sumber: