Kelaparan Sistemik di Gaza, Butuh Persatuan Umat

Kelaparan Sistemik di Gaza, Butuh Persatuan Umat

Ismawati--doc

HARIANBANYUASIN.COM - Di tengah genosida yang masih mendera Muslim di Gaza, Palestina, kini tsunami kelaparan turut mengguncang Gaza.

Melansir dari The Japan Times, 21 anak meninggal di rumah sakit Al-Shifa, Al-Aqsa Martyrs, hanya dalam waktu 72 jam karena malnutrisi.

Artinya, tujuh anak tewas setiap hari karena kurang gizi. Sementara data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan, lebih dari 50 anak meninggal karena malnutrisi sejak awal pengepungan (CNBCIndonesia.com, 27/725).

BACA JUGA:Perang Iran–Israel 2025: Jalan Buntu Nasionalisme dan Solusi Islam

BACA JUGA:Suara Dunia untuk Palestina

Sementara itu, militer Israel mengonfirmasi telah menghancurkan puluhan ribu paket bantuan ke Gaza.

Bantuan itu termasuk sejumlah besar makanan dan obat-obatan.

Saat ini, Gaza benar-benar dalam bencana kelaparan. Mengutip dari sindonews.com (26/7/2025), orang-orang bertahan hidup hanya dengan pakan ternak, rumput, atau tidak makan apapun.

BACA JUGA:Palestina dan Kemenangan Islam

BACA JUGA:Menanti Junnah Menyelamatkan Gaza

Senjata Genosida

Miris. Tragedi kelaparan di gaza telah menjelma sebagai strategi genosida baru.

Blokade total yang diberlakukan sejak 2 Maret 2025, membuat lebih dari dua juta warga terperangkap tanpa makanan dan obat-obatan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut perintah pengungsian baru oleh Israel yang mencakup 7 persen dari total wilayah Jalur Gaza, bersama dengan pemberlakuan zona militer, membuat 71 persen wilayah gaza diblokade (antaranews.com, 16/5/2025).

Sumber: