Pengobatan Dengan Pedekatan Sufistik

Pengobatan Dengan Pedekatan Sufistik

Agus Susanto, M.Pd.I, Pendiri RA dan MI Darul Arifin Banyuasin--doc

Menurut laporan dari Journal of Public Health (William H. Wilson, 2019), semakin banyak individu yang mencari informasi tentang manfaat air jampian dan mengadopsi praktik ini dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, penggunaan air jampian di Nusantara mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi yang mengedepankan keseimbangan antara kesehatan fisik, mental, dan spiritual.

Praktik ini tidak hanya memberikan manfaat kesehatan tetapi juga memperkuat ikatan masyarakat dengan warisan budaya mereka (Dipl-Ing, 2001).

D. Tradisi Pengobatan Menggunakkan Air Jampian di Nusantara

Pengobatan dengan menggunakan air jampian adalah salah satu tradisi yang kaya dan berakar dalam di Nusantara.

Praktik ini menggabungkan unsur-unsur spiritual Islam dengan kearifan lokal dan budaya masyarakat setempat.

Air jampian, yang telah dido’akan dengan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan do’a-do’a khusus, digunakan untuk berbagai tujuan penyembuhan dan keberkahan, mencerminkan, keyakinan mendalam akan kekuatan spiritual dalam proses penyembuhan (Setiowati & Mutiara Dewi, 2023).

Salah satu contoh yang terkenal adalah praktik pengobatan di pesantren- pesantren di Jawa.

Di pesantren, kiai atau ustaz sering kali melakukan do’a-do’a khusus dan membacakan ayat-ayat Al- Qur'an pada air yang kemudian diberikan kepada santri atau masyarakat yang memerlukan.

Air jampian ini biasanya digunakan untuk diminum atau mandi, dengan harapan dapat menyembuhkan berbagai penyakit fisik maupun spiritual.

Tradisi ini bukan hanya mencerminkan hubungan spiritual antara kiai dan santrinya, tetapi juga memperkuat komunitas melalui praktik kolektif do’a dan dukungan moral.

Di daerah Sumatera, terutama di Aceh, praktik pengobatan dengan air jampian juga sangat umum.

Masyarakat Aceh dikenal memiliki tradisi keagamaan yang kuat dan sering mengadakan ritual-ritual do’a untuk berbagai keperluan, termasuk penyembuhan.

Air yang telah dido’akan sering kali digunakan untuk mengobati penyakit kulit, demam, atau penyakit dalam lainnya.

Proses ini melibatkan pembacaan surat-surat tertentu dari Al-Qur'an, seperti Al- Fatihah, Ayat Kursi, dan surat-surat pendek lainnya.

Sumber: