GSMP secara tidak langsung juga berkaitan dengan penurunan kemiskinan, penurunan angka stunting dan peningkatan kualitas konsumsi pangan yang dilihat dari skor PPH konsumsi.
"Angka kemiskinan Sumsel turun sebesar 0,12 poin pada Maret 2023, angka stunting turun dari 24,8% pada tahun 2021 menjadi 18,6% pada tahun 2022, dan peningkatan skor PPH dari 93,9 di tahun 2022 menjadi 94,2 di tahun 2023 peringkat ke-4 secara nasional,” jelasnya.
Gertam cabai di Sumsel kali ini dirangkai dengan memasifkan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) Goes to School dan GSMP Goes to Office.
Selanjutnya ditandai dengan pemberian bibit tanaman secara simbolis kepada 12 orang pelajar dan pelepasan bibit ikan lele untuk budidaya ikan dalam ember.
Sementara itu, Pj Ketua TP PKK Sumsel Tyas Fatoni dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel Ruzuan Effendi mengatakan di Provinsi Sumatera Selatan terdapat GSMP yang sudah dilaksanakan secara masif mulai dari tahun 2021.
GSMP sendiri bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat dari pembeli menjadi penghasil, menjamin ketersediaan, aksesibilitas dan pemanfaatan pangan.
“PKK adalah salah satu dari stakeholder yang mendukung pelaksanaan GSMP selain dari Pemerintah/OPD, bisnis, organisasi, sampai dengan karang taruna," ungkapnya.
"Sudah banyak yang dilakukan oleh PKK antara lain melakukan sosialisasi, edukasi, dan pelatihan kepada PKK Kabupaten/Kota sampai ke desa dengan memberikan bantuan benih dan lain-lain pada event-event kegiatan PKK,” ujarnya.
TP PKK Provinsi Sumsel bekerjasama dengan sekolah-sekolah, TP PKK Kabupaten/Kota dan seluruh OPD yang ada di provinsi Sumatera Selatan untuk memasifkan GSMP dan mendukung GSMP Goes to School dan GSMP Goes to Office.
“Gerakan ini diharapkan dapat mendukung penurunan angka kemiskinan, angka stunting, menjaga kestabilan inflasi dan meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat sumsel sehingga hidup sehat, aktif dan produktif,” tandasnya.***