Kamuflase Moderasi dalam Kurikulum Cinta
Muthmainnah Kurdi, S.Ag--
HARIANBANYUASIN.COM - Kementerian Agama RI bersama UIN Raden Fatah Palembang menggelar seminar bertajuk Kurikulum Berbasis Cinta (KBC).
Seminar dihadiri langsung oleh rektor. Direktur KSKK (Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan) Madrasah Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.Si.
Dalam sambutan membuka seminar menegaskan bahwa, Kurikulum Berbasis Cinta hadir sebagai solusi atas tantangan global dan lokal dalam dunia, termasuk maraknya intoleransi, perundungan, hingga dehumanisasi.
BACA JUGA:Hilirisasi Batu Bara, Untuk Siapa?
BACA JUGA:Noktah Hitam MBG
“Kurikulum ini diharapkan mampu menanamkan nilai cinta kepada Allah, Rasul, sesama manusia, lingkungan, serta bangsa dan negara,” ujarnya (tarbiyah.radenfatah.ac.id 20/09 2025).
Menilik pengertian kurikulum Cinta Kemenag, adalah sebuah pendekatan pendidikan berbasis cinta yang bertujuan menanamkan nilai-nilai empati, kasih sayang, dan penghargaan terhadap perbedaan sejak dini.
Kurikulum ini bukan mengganti kurikulum yang sudah ada, melainkan sebagai pengayaan yang mengintegrasikan nilai cinta ke dalam semua mata pelajaran untuk membentuk manusia yang utuh dan berakhlak mulia, serta membangun harmoni dalam keberagaman di Indonesia.
BACA JUGA:Rawan Kecelakaan, Keselamatan Jalan Lintas Palembang-Betung Perlu Pembenahan
BACA JUGA:Menuju Perubahan Besar Dunia
KBC telah resmi diluncurkan oleh Kementerian agama Republik Indonesia, pada Kamis 24 Juli 2025 di asrama haji Sudiang Makasar.
Menyusul sosialisasi diberbagai daerah, beragam seminar bertajuk KBC digelar di lingkungan Kemenag.
Pembentukan KBC merupakan mekanisme Kemenag dalam menyusun ulang tujuan pendidikan Islam yang tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga menebar nilai cinta, empati serta tanggung jawab ekologis mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
Sumber: