Menyoal Kasus Wanda Hara dan Transgender
Evi Ratna Sari--
BACA JUGA:Tawuran Berujung Maut
BACA JUGA:Akses Pupuk Susah, Petani Sengsara
Ketika LGBT diberi Panggung
Aksi yang dilakukan Wanda adalah kesalahan yang fatal.
Lebih disayangkan lagi adalah teman-temannya tidak ada yang menegur perbuatan Wanda, seolah-olah mereka membenarkan apa yang telah dilakukan Wanda.
Terlepas ia bersungguh-sungguh mencari ilmu atau sekedar mencari sensasi,p erbuatan Wanda tidak bisa dibenarkan.
Tingkah laku kaum LGBT (lesbian gay biseksual dan transgender) semakin menjadi-jadi, mereka tidak memiliki rasa malu sedikitpun dengan apa yang mereka lakukan.
Berdalilkan hak asasi manusia (HAM), mereka seolah-olah bebas mengekspresikan diri di depan umum.
Mereka ingin dianggap bahwa mereka itu normal, seperti manusia pada umumnya.
Kebebasan bertingkah laku memunculkan kaum menyimpang, fakta ini merupakan buah dari sistem demokrasi kapitalis sekuler.
Sistem ini meniscayakan kebebasan mengekspresikan tingkah laku, bagaikan bom yang menghancurkan, karena menghilangkan akal dan merusak naluri manusia, sehingga, sah-sah saja melakukan berbagai penyimpangan mengatasnamakan HAM.
Sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan menganggap, agama hanya sebatas urusan ibadah saja.
Sedangkan dalam pergaulan liberal sesuai keinginan seseorang, lupa akan hisab di hari pembalasan.
Lemahnya pemahaman Islam secara kafah (menyeluruh) di tengah-tengah umat, membuat keadaan semakin rusak dan mengundang murka Allah.
Perilaku LGBT bukan hanya menyentuh individu dewasa saja, tapi juga masyarakat luas secara umum, terutama publik figur laki-laki juga perempuan.
Sumber: