Perbudakan Modern, Buruh belum Sejahtera?
Yulianah (Aktivis Muslimah)--
Dalam sistem kapitalisme, penguasa hanya berperan sebagai pembuat regulasi.
Karena itu, kekayaan alam mereka serahkan kepada korporasi kapitalis.
Tegaknya kapitalisme akan terus memproduksi perbudakan modern.
Dengan demikian, buruh seolah terjepit dari dua arah, yaitu tekanan pekerjaan yang mengeksploitasi buruh dan tekanan kebutuhan yang harus dipenuhi secara mandiri.
Selama negara ini masih bertahan dengan sistem kapitalisme, buruh akan selalu berada dalam nestapa.
Kesejahteraan akan terwujud dengan perubahan sistem, yaitu mengganti sistem kapitalisme menjadi sistem Islami. Allah Swt. berfirman dalam QS. At-Taubah : 33,
"Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai."
Dalam sistem Islam, buruh berada pada posisi setara dengan pengusaha.
Buruh dan penguasa berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. Keduanya bekerja sama dalam menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
Keduanya menggunakan akad yang syar'i guna mengikat kesepakatan untuk menjalankan kewajibannya dan mendapatkan haknya secara makruf.
Baik buruh maupun penguasa mereka sama-sama warga negara yang harus mendapatkan jaminan kebutuhan dasar kolektif dari negara,yaitu pendidikan, kesehatan, dan keamanan.
Sistem Islam bisa memenuhinya dengan dana dari hasil kepemilikan umum, yaitu kekayaan alam yang dikelola negara.
Sistem islam menjamin stabilitas harga bahan pangan dan lainnya, sehingga rakyat secara menyeluruh mampu menjangkaunya.
Oleh karena itu, kaum buruh harus bersatu bukan sekadar untuk menuntut kesejahteraan melainkan menuntut perubahan sistemis dari kapitalisme menuju islami. Dengan demikian, kesejahteraan yang hakiki akan terwujud.*
Sumber: