Kemiskinan Tinggi, Bisakah Sekolah Rakyat Jadi Solusi ?
Muthmainnah Kurdi,S.Ag--doc
Sekolah Rakyat hadir dengan skema yang berkonsep asrama, peserta didik dari kalangan 'tak mampu.
BACA JUGA:Kelaparan Sistemik di Gaza, Butuh Persatuan Umat
BACA JUGA:Perang Iran–Israel 2025: Jalan Buntu Nasionalisme dan Solusi Islam
Mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar (SD), sekolah menengah (SMP), hingga tingkat SMA.
Kurikulum mata pelajaran formal berpatokan pada standar Pendidikan Nasional ditambah penekanan mata pelajaran karakter, kepemimpinan, nasionalisme dan keterampilan yang fleksibel sesuai kebutuhan siswa.
Tidak seperti sekolah yang ada, Sekolah Rakyat merekrut siswanya dengan mengunjungi calon siswa ke rumahnya, untuk memastikan kondisi ekonominya, dengan pendekatan personal.
Dan memakai sistem multi-entry dan multi-exit.
Artinya, murid bisa masuk atau keluar sesuai kemampuannya, tidak pada kelas yang sama, tidak pada tahun ajaran yang sama.
Kenaikan kelas juga mengikuti capaian setiap siswanya.
Hingga saat ini, tercatat 100 titik SR yang sudah beroperasi dari target 165 titik hingga September bulan ini.
Hanya saja, baru tiga pekan beroperasi sejak diluncurkan pada 14 Juli lalu, muncul masalah.
Ratusan siswa berhenti dari SR dan 143 guru mundur dari seleksi perekrutan.
Peserta didik SR beralasan, karena tidak bisa mengikuti ketatnya aturan asrama. Sedangkan guru, karena penempatan lokasi sekolah yang jauh dari domisili.
Data Angka Putus Sekolah dan Tingkat Kemiskinan
-----------
Sumber: