Pengobatan Dengan Pedekatan Sufistik

Pengobatan Dengan Pedekatan Sufistik

Agus Susanto, M.Pd.I, Pendiri RA dan MI Darul Arifin Banyuasin--doc

BACA JUGA:PHK Sritex, Korban Kebijakan Serampangan

Dengan mengandalkan do’a, dzikir, dan meditasi, individu diajak untuk merenungkan diri dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, yang diyakini dapat membawa kedamaian batin dan mempercepat proses penyembuhan.

Selain itu, pengobatan sufistik juga melibatkan interaksi sosial dan dukungan komunitas, di mana individu dapat berbagi pengalaman dan mendapatkan bimbingan dari para guru spiritual.

Sufisme memandang penyakit tidak hanya sebagai gangguan fisik, tetapi sering kali sebagai cerminan dari ketidakseimbangan dalam kehidupan spiritual dan emosional seseorang (Syukur, 2012).

Oleh karena itu, penyembuhan dalam sufisme melibatkan pemurnian hati dan jiwa melalui berbagai praktik spiritual.

Salah satu praktik utama adalah zikir, yaitu mengingat dan menyebut nama-nama Allah SWT.

Zikir dilakukan dengan cara melafalkan nama-nama Allah, do’a-do’a, atau frasa-frasa tertentu secara berulang-ulang, yang bertujuan untuk menenangkan pikiran, membersihkan hati, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Zikir juga dapat dilakukan secara individu maupun dalam kelompok, menciptakan suasana kebersamaan yang mendukung proses penyembuhan.

Zikir tidak hanya memberikan ketenangan batin, tetapi juga dipercaya memiliki efek penyembuhan pada tubuh fisik.

Dalam keadaan berzikir, seseorang memasuki kondisi meditasi yang dalam, yang membantu menurunkan stres, meningkatkan kesejahteraan emosional, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh (Umam & Suryadi, 2019).

Selain itu, zikir membantu melepaskan endorfin, hormon kebahagiaan, yang dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan mood.

Selain zikir, do’a-do’a sufistik juga memainkan peran penting dalam proses penyembuhan.

Do’a- do’a ini sering kali berupa puisi atau syair yang indah, yang ditulis oleh para sufi terkenal seperti Jalaluddin Rumi, Al- Ghazali, dan Ibn Arabi.

Do’a-do’a ini tidak hanya memohon kesembuhan fisik, tetapi juga memohon pencerahan dan kedamaian batin. (Saniah, 2022).

Misalnya, salah satu do’a terkenal dari Rumi berbunyi, Ya Allah, sembuhkanlah tubuhku dari penyakit, sembuhkanlah hatiku dari kesedihan, dan sembuhkanlah jiwaku dari kelalaian.

Sumber: