Beberapa pihak mengkhawatirkan bahwa kebebasan tersebut dapat menimbulkan perbedaan kualitas pendidikan antar sekolah.
Terutama di daerah-daerah yang kurang berkembang.
Selain itu, keberadaan mata pelajaran baru yang lebih berfokus pada keterampilan praktis dapat mengabaikan pentingnya pengetahuan teoritis yang mendukung keterampilan tersebut.
Selain itu, pelaksanaan Kurikulum Merdeka juga berpotensi menimbulkan beban kerja yang lebih berat bagi guru dan staf sekolah.
Karena perlu melakukan perubahan signifikan pada kurikulum, metode pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar.
Selain itu, proses implementasi yang cepat juga dapat menghasilkan kurangnya persiapan dan pelatihan bagi guru dan staf sekolah. Sehingga kualitas pembelajaran menjadi terganggu.
Namun, harus diakui juga bahwa Kurikulum Merdeka juga memiliki potensi positif yang tidak dapat diabaikan.
Dengan fokus pada pengembangan bakat dan minat, diharapkan siswa akan lebih termotivasi dan tertarik dalam pembelajaran.