Nasihat sang ibu membuahkan berkah. Kopassus punya program mengirim anggota sekolah ke luar negeri. Syaratnya: bahasa Inggris harus bagus. Farid ikut terpilih.
Maka Farid berangkat ke Inggris. Ke wilayah York Shire. Ke kota Hull. Ia masuk program master: studi masalah keamanan. Dengan spesialisasi Tiongkok.
Farid lulus: dapat gelar master. Padahal belum punya ijazah S1. "Saya dinilai memenuhi syarat untuk langsung masuk program master. Tanpa gelar S1," ujarnya.
Belajar tiga tahun di Akabri ditambah pembelajaran selama penugasan di Kopassus dianggap layak ikut program master.
Dengan demikian ketika pangkatnya masih letnan satu, Farid sudah punya dua gelar MA: Madura Asli dari Tanah Merah dan Master of Art dari Inggris.
Kenapa pilih spesialisasi Tiongkok? Farid punya dua alasan. Pertama, ia melihat Tiongkok akan jadi negara maju. Dan itu terbukti.
Kedua, ini dia, waktu kecil ia gila membaca komik Kho Ping Ho. Ia hafal cerita perang Sam Kok (Tiga Negara) itu.
Ia terkesan dengan berbagai strategi perang di dalamnya. Taktik dan karakter para panglima perangnya.