Child Grooming, Fakta Suram Dunia Pendidikan
Ingga Rolin Amd.Li--doc
BACA JUGA:Menanti Junnah Menyelamatkan Gaza
Berlangsungnya pelecehan dalam waktu yang lama atau bahkan korbannya tidak merasa menjadi korban seringkali dihubungkan praktik child grooming.
Menurut artikel Educational and psychological conference in the 4.0 era 2020, child grooming merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan hubungan emosional dengan anak atau remaja, sehingga mereka dapat memanipulasi, mengeksploitasi dan melecehkan mereka.
Grooming ini biasanya dilakukan oleh pedofil terhadapat anak yang menjadi target mereka.
Sedangkan menurut tim medis siloam hospital, Child grooming adalah tindakan yang dilakukan oleh orang dewasa untuk membangun hubungan, kepercayaan, serta kontrol atas seorang anak atau remaja yang bertujuan untuk mengeksploitasi mereka secara fisik, emosional, hingga seksual.
Dalam hal ini, pelaku child grooming juga bisa mengisolasi atau bahkan menganiaya korban.
Jadi, kesimpulan bahwa child grooming ini adalah salah satu perangkap predator anak untuk tujuan membuat si anak nyaman, memberikan kepercayaan dan terikat secara emosional, sehingga si anak mudah untuk diexploitasi dalam konotasi negatif.
Dapat disimpulkan juga bahwa child grooming ini sangat berbahaya, karena si anak dimanipulasi.
Dipermukaan baik baik saja, tetapi di balik itu sangat mengerikan.
Chld grooming berpotensi terjadi dilihat dari dua sudut pandang.
Sudut pandang korban yang tidak memiliki nilai diri postif sehingga mudah dimanipulasi.
Semua berakar kepada pola pikir lurus yang harusnya dibangun sejak masih belia.
Konsep diri positif ini berakar pada akidah yang benar yakni akidah Islam.
Konsep diri ini juga sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan dan pengasuhan oleh orang tua, sekolah dan lingkungan masyarakat.
Sudut pandang lainnya, yaitu pelaku yang kurang iman dan tidak paham syariat Allah Swt.
Sumber: