Cinta atau Obsesi? Hati-Hati, Ini Tanda Kamu Terjebak Obsessive Love Disorder!
Obsessive Love Disorder: Ketika Cinta Menjadi Penghancur Diri--youtube alodokter
Penderita OLD merasa cemas yang luar biasa tentang kemungkinan pasangan mereka meninggalkan mereka.
Ketakutan ini bisa merusak kehidupan sehari-hari, menyebabkan kecemasan yang berlebihan dan bahkan depresi.
- Perilaku Pengendalian
Orang yang mengalami OLD mungkin berusaha mengendalikan setiap aspek kehidupan pasangan mereka, termasuk siapa yang mereka temui, apa yang mereka lakukan, dan bahkan apa yang mereka pikirkan.
- Mengabaikan Kebutuhan Diri Sendiri
Seseorang dengan OLD sering kali mengabaikan kebutuhan diri sendiri, lebih fokus pada pasangan mereka daripada pada kesehatan mental atau fisik mereka sendiri.
Ini bisa berujung pada kelelahan emosional atau fisik.
- Terlalu Banyak Berpikir Tentang Pasangan
Penderita OLD sering kali terjebak dalam pikiran tentang pasangan mereka, membayangkan berbagai skenario atau berusaha menganalisis setiap kata atau tindakan pasangan mereka.
Penyebab Obsessive Love Disorder
Penyebab OLD bisa sangat kompleks dan melibatkan berbagai faktor psikologis, emosional, dan sosial. Beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan OLD antara lain:
- Trauma atau Pengalaman Buruk di Masa Lalu
Trauma emosional, seperti perpisahan yang menyakitkan atau kehilangan orang yang sangat penting, bisa memicu perasaan cemas berlebihan yang berkembang menjadi obsesi.
Pengalaman buruk ini menciptakan ketidakamanan yang berlanjut dalam hubungan masa depan.
- Ketergantungan Emosional
Orang dengan ketergantungan emosional tinggi sering kali merasa bahwa kebahagiaan mereka bergantung sepenuhnya pada pasangan.
Ketergantungan yang berlebihan ini bisa menyebabkan kecemasan dan perilaku obsesif.
- Faktor Kepribadian
Beberapa tipe kepribadian, seperti mereka yang memiliki kepribadian bergantung atau narsistik, lebih rentan terhadap OLD.
Kepribadian ini dapat meningkatkan kemungkinan seseorang menjadi terobsesi dengan pasangan mereka.
Bagaimana Mengatasi Obsessive Love Disorder?
Sumber: