BANNER ASKOLANI 2 PERIODE HL

Program Cuti Ayah, Mampukah Bangun Generasi Berkualitas

Program Cuti Ayah, Mampukah Bangun Generasi Berkualitas

Fifi Anggraini--

BACA JUGA:Indonesia Darurat Polusi Sampah, Islam Beri Solusi Nyata

Selain peran ayah dan orang tua memang penting akan pembangunan kualitas generasi, tidak lepas juga dari peran negara dalam memberikan jembatan mencapai generasi berkualitas karna lingkungan masyarakat, negara haruslah memberikan teladan yang positif begitu pula dengan lingkungan sosial di masyarakatnya bukan memberikan pengaruh yang buruk. 

Faktor Rusaknya Generasi Hari Ini

Memang penting untuk mengadakan cuti ayah ini untuk mendampingi istrinya pasca melahirkan. Namun solusi ini tidak memberikan dampak yang signifikan untuk membangun generasi yang berkualitas.

Karena jika kita melihat benang merah persoalan generasi, hilangnya peran ayah dikehidupan anaknya bukanlah menjadi satu satunya faktor. 

Namun karena banyaknya penyimpangan mulai dari kriminal tawuran, Bullying, L93BT, Perjudian online, free sex, dan sederet penyimpanan dan kemaksiatan lainnya. 

Apakah dengan solusi yang ditawarkan itu, dapat memperbaiki kualitas generasi selanjutnya? Jika lingkungan masyarakatnya saja belum terjamin pengaruh positif nya. 

Oleh karena itu, pembentukan generasi yang berkualitas membutuhkan supporting sistem yang kuat dan berkualitas sepanjang hidup anak, termasuk ayah berkualitas.  

Mirisnya melihat fakta yang terjadi sekarang, ayah juga menjadi korban dari sistem yang diterapkan hari ini, alih alih membentuk sosok ayah yang berkualitas dalam mendidik anak.

Namun sistem saat ini justru memaksa para orangtua  membentuk anaknya menjadi mental generasi sebagai budak koorpoorasi, atau membentuk mental generasi sebagai pekerja semata guna memenuhi kepentingan para industri, yang mana tidak memberikan kesempatan untuk para generasi atau pemudanya memberikan suatu karya, penemuan yang dapat memberikan kemaslahatan kepada umat. 

Ada banyak hal mendasar yang berpengaruh terhadap kualitas generasi.  Cuti ayah memang dibutuhkan, namun bukanlah solusi mendasar yang menyentuh akar permasalahan. 

Sebab akar masalahnya peran ayah telah di sita oleh sistem demokrasi kapitalistik dengan kedok produktivitas. Karna terus fokus mencari materi dan cuan semata. 

Hilangnya Peran Ayah

Bisa kita lihat realita sekarang betapa banyak anak yang kecewa pada ayahnya, sebab gagal menjadi suami dan ayah bagi keluarga. 

Ditambah lagi permasalahan ekonomi yang terus mendesak para orang tua untuk memenuhi kebetihan anaknya yang jika pendapatan seorang ayah tidak mencukupi kebutuhan.

Sumber: