BANNER ASKOLANI 2 PERIODE HL

Roys Mahkota

Roys Mahkota

--

 

Liam Then

Saya ulangi pepatah komunitas Tionghoa Tio Ciu yang tinggal di tepian sungai. "Ho cha bo phu kau meng kha" Kurang lebih terjemahannya seperti ini . "Kayu yang bagus tak kan mengambang hanyut sampai depan rumahmu" (karena yang bagus-bagus sudah tentu dinaikan duluan oleh orang ) Pepatah ini pernah saya analisa begitu lama, sangat penuh logika. Piara sapi supaya beranak sapi, tinggal kasih rumput saja ,lumayan susah. Apalagi duit beranak duit ,lebih susah. "Bang ,bolehlah kau jadi anggota, tiap bulan tinggal kau cek saja setoran masuk" "Bolehlah, tapi aku tak mau simpan, tapi pinjam" "Abang punya sertifikat rumah?" "Loh ,buat apa" "Jaminan pinjaman" "Bos kamu punya sertifikat kantor?" "Loh buat apa"? "Jaminan simpanan" "Ah , abang bercanda" "Iyah, hahaha, abang kasih tau ya ini ilmu kehidupan, jangan kau liat muka abang ,muka orang kaya, langsung kau kira abang banyak duitnya" "Loh ,toko abang ini besar, barangnya banyak" "Kau ini, abang kasih satu lagi ilmu kehidupan, pernah mau liat bebek berenang"? "Pernah bang" "Nah yang kau liat itu badannya santai saja ngambang meluncur, dibawah kakinya tak henti ngodak, coba kau lihat ke-yutub" "Yah,namanya juga usaha bang" "Sama, abang juga lagi usaha,bos toko ini bukan abang" "Loh" "Iyah, liat amoy di sana, itu anak bos abang" 

 

Pryadi Satriana

Ada apa di Disway terbitan 9 Februari depan? Ada rubrik baru. Ada moderator. Pak Dis sempat menyebut 'Ekspresi Publik'. Saya usul 'Suara Publik'. Mirip2 'Suara Pembaca'. Tapi beda. Yang disuarakan adalah kepentingan publik, bukan kepentingan pribadi. Kebermanfaatannya untuk publik. Berikan rambu2 penulisan. Berikan pula honor. Itu wajar. Tulisan yg bermanfaat bagi publik akan dibaca orang banyak. Mereka akan mau bayar. Tidak usah mahal. Cukup 15 ribu rupiah per bulan. Itu harga sebungkus rokok. Lima belas ribu dikalikan sejuta pembaca. Jumlah yg cukup untuk membayar karyawan, kontributor, dan memberi 'ucapan terima kasih' kepada 'perusuh' Disway. Saya pun mulai bosan 'beramal' di Disway, 'amal' komen. Ndhak perlu 'moderator' untuk rubrik 'Suara Publik'. Perlu 'editor', baik substansi maupun bahasa tulisan. Yang perlu 'moderator' justru 'kolom komentar', supaya lebih bermanfaat & ndhak 'nggladrah'. Saya usul ada "Students' Corner", menampung gagasan siswa/mahasiswa yg disampaikan dlm bhs. Inggris. Usul ini sebenarnya sdh saya sampaikan ke Ust. Puji, Kepala Sekolah 'Islamic International School' PSM Magetan, salah satu pesantren dg kurikulum 'national plus' yg didirikan Pak DI. "Jangan hanya ajarkan TOEFL. Ajarkan pula 'Creative Writing'. Kirim tulisan siswa terseleksi ke Disway. Itu baik utk pesantren maupun Disway." Usul itu saya perluas: untuk semua siswa/mahasiswa, untuk menambah pembaca sekaligus mencerdaskan bangsa. Demikian usul saya. Salam. Rahayu.

 

Johannes Kitono

Menurut AD dan ART tujuan utama koperasi adalah untuk kesejahteraan para anggotanya. Dalam kenyataannya di Indonesia. Saat koperasi bangkrut para pengurusnya kaya raya dan tentu saja sejahtera. Dulu pernah KSO dengan Koperasi dibidang peternakan ayam. Dengan gagah berani pengurus koperasi berkata : " Now saatnya company harus kasih kesempatan kepada koperasi untuk membayar kewajibannya" Satu dua crop semuanya berjalan lancar. Pada crop ketiga saat mau tangkap ayam di kandang. Ternyata kandang sudah kosong dan ayamnya sudah dijual saat mau sunatin anaknya. Itu hanya salah satu contoh kelakuan anggota koperasi di Indonesia.Tentu tidak seperti yang diinginkan Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia. Apa yang terjadi dengan KSP Indo Surya, tentu tergolong Mega Korupsi. Anehnya sudah tilap uang 106 T dari 23 ribu nasabah kok bisa bebas murni. Apakah para APH masih punya hati nurani ? Juragan disway dan para komentatornya pasti tahu atau pura pura tak tahu.

 

Jimmy Marta

Tahukah anda, sekarang biaya tarik tunai dg kartu atm bri dikenai Rp.7500 per transaksi. Dan transfer Rp.6500 setiap transaksi. Jadi anda2 yg punya anak yg ngekos harap mulai mikir untuk ngirim via bank. BRI yg selama ini sahabat akar rumput tetaplah sebuah bank. 

 

Pryadi Satriana

Tahu saya memang gitu: 'narik tunai' mbayar, 'narik becak' dibayar ...

Sumber: