Tetap Ardern

Tetap Ardern

--

reskon indo

Lapor Bah, tlg disampaikan ke pangdan v Brawijaya ucapan terimakasih kami warga desa. Entah kenapa kehadiran Babinsa tentara di desa2 lebih terasa daripada babinsa polisi (Babinkamtibmas). Meskipun ketemunya lebih sering diwarung kopi. Tapi warung kopi di desa fungsinya semacam kantor berita lokal walau kadang yang dibahas sampai ke perang ukraina. Kami warga desa berharap, babinsa dan babinkamtibmas bisa selalu mendampingi warga desa sehari2. Terimakasih komandan!!

 

Johannes Kitono

Dulu di kota Sanggau ada komandan Koramil bernama Letnan Hanafi ( alm ) asal Madura .Hanafi pernah lolos dari bacokan Mandau di Kecamatan Senakin ketika Peristiwa Mangkok Merah. Mutasi menjadi Komandan Koramil yang di cintai masyarakat Sanggau. Saat itu preman preman resmi tidak resmi semuanya tiarap segan sama aura Hanafi. Setiap hari Sabtu Hanafi bersama beberapa warga berburu dipinggiran Sungai Kapuas. Tentu dengan senjata inventaris Koramil. Suatu senja dengan motor sungai diajak Letnan Hanafi ikut berburu. Dikasih pegang senjata.serbu merk Jungle. Ketika motor ditambat dipinggir hutan lebat. Kelihatan monyet monyet berloncatan dari dahan kedahan. Banyak sekali dan mungkin ada 10 atau 20 ekor. Ada anak monyet bergantungan didada induknya yang meloncat berakrobatik. Dasar penuh dengan nafsu membunuh tidak sempat memperhatikan apalagi menghargai keindahan gerakan itu. Then, melihat seekor monyet yang sedang duduk didahan ketinggian 20 m sambil memakan buah.Langsung arahkan laras jungle dari balik pohon. Dor, sasaran kena jatuh kebawah tapi masih sempat memegang dan bergelantungan lahan di bawahnya. Langsung dibidik mau ditembak lagi. Bunyi klik, ternyata peluru Jungle macet tetapi bersamaan itu tubuh monyetpun jatuh ketanah. Saat itu tentu merasa bangga karena pertama kali berhasil menembak seekor monyet. Now merasa bersalah,kenapa harus membunuh monyet yang tidak berdosa. Itu adalah kisah pertama kali dan terakhir kalinya interaksi dengan anak cucu Dewa Sun Go Kong.

 

thamrindahlan

Orang Madura Asli terkenal ialah M. NUR. Gubernur Provinsi Jawa Timur Abadi.. Kalau di tanya siapa Gubernur Jatim sekarang ?jawaban orang Madura pasti M. Nur. Lho bukan Ibu Khofifah?. Beliau penggantinya. M.Nur Fenomenal. Kemudian MA lainnya Jendral Hartono. Saat ini berkibar Mahfud MD. beserta Mayjen Farid Makruf berada posisi membesarkan jabatan. Salut kiprah Jendral MA pada gilirannya ditunggu pada jabatan KASAD. Selanjutnya berlabuh di Posisi Panglima TNI. Bukan lagi jargon Anda Layak Dapat Bintang namun lebih dari Itu Anda Layak Dapat Matahari dan Bulan bahkan doa seisi alam termasuk wartawan yang mendapat latihan perang perangan( menembak). Apakah tidak terlalu berlebihan? Jawaban terletak pada track record pengabdian. Seorang Anggota TNI wajib lulus bekerja di 3 posisi. Lapangan (komado teritorial) sebagai Staf dan di Bidang Pendidikan. Jendral Farid Makruf lsangat engkap malah bukan membesarkan diri sendiri tetapi justru anak buah ikut di besarkan. Tepat sekali judul disway Nunut Besar bermakna jika jabatan dibesarkan maka sempurnalah pelaksanaan tugas seorang tentara. Nilai tambah (add value) Jendral Farid : Bahasa Inggris, Public Speaking dan Menguasai jaringan. Bangga juga sebagai MA ( Minang Asli) Indonesia Memiliki asset SDM berkualitas dan profesional. Salamsalaman

 

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Sumber: