Tetap Ardern
--
Yusuf Ridho
Maaf, nama saya "Ridho", bukan "Ridha". Tidak perlu dikoreksi. Tidak perlu dikeren-kerenkan. Apalagi menjadi "Rida" sebagaimana KBBI. Tabik.
Bedy Da Cunha
Selamat siang Abah Dahlan & jama'ah Disway sedunia.apa kabar semuanya.semoga kita semua diberikan kesehatan yg baik.bicara soal tembak menembak saya ingat kemampuan saya 40 tahun yg lalu.dulu peluru saya bisa mengenai dagu seseorang.sekarang hanya bisa meletus diatas perutnya.
Fiona Handoko
terima kasih bung mirza. adalagi jenderal polisi memerintahkan bharada polisi menembak brigadir polisi di rumah sang jenderal. apa daya, jenderal cuci tangan, bharada dituntut 12 th. si bharada jadi JC pun tampaknya tdk berfaedah.
Mirza Mirwan
Maunya Pangdam Farid, website Kodam V Brawijaya agar lebih banyak menampilkan Babinsa, Danramil, dan ....aparat TNI di lapangan. Jangan gambar pangdam saja yang ditonjolkan. Karakter Pangdam Farid ini mirip mantan Menhankam/Pangab Jenderal M. Jusuf zaman orde baru, yang dalam sebuah kunjungan pernah mengakui adanya ketidakadilan dalam sistem kenaikan pangkat istimewa di lingkungan ABRI. "Prajurit dan kopral yang menyabung nyawa di medan perang. Tetapi jenderal di belakang meja yang mendapatkan bintang," kata Jenderal M. Jusuf dalam kunjungan ke sebuah markas Brigif entah di mana, saya lupa. Yang jelas bukan di Jawa. Itu disiarkan dalam Siaran Berita TVRI pukul 19.00. yang saya ingat ucapan itu disambut tepuk tangan berkepanjangan dari para prajurit. "Seorang Prada yang tewas dapat kenaikan pangkat anumerta menjadi Pratu, yang Pratu naik jadi Praka, yang Praka jadi Kopda. Tetapi tidak ada kenaikan pangkat istimewa bagi prajurit lain yang selamat. Di sisi lain, yang tidak terlibat langsung di medan parang malah mendapatkan kenaikan pangkat istimewa." Ucapan Jenderal M. Jusuf mungkin tidak persis seperti kutipan di atas, tetapi substansinya seperti itu.
Udin Salemo
Pekerja kuli bangunan adalah satu diantara orang yang membesarkan jabatan. Coba bayangkan, bekerja membangun bangunan ikonik puluhan lantai dengan taruhan nyawa. Kepeleset sedikit diketinggian malaikat pencabut nyawa siap-siap dibawah menantinya. Begitu bangunan selesai para pekerja dengan legowo meninggalkannya. Hanya ada sebersit rasa bangga yang dibawa. Tak ada rasa sesal. Jabatan sebagai pekerja akan selalu melekat bila terus bekerja di dunia konstruksi. Petani juga orang yang membesarkan jabatan. Tak ada petani yang koar-koar sudah memberi makan banyak orang hanya karena harga gabah jatuh. Politisi adalah contoh orang yang besar namanya karena jabatan. Misal sebelum jadi gubernur/bupati/walikota yang kenal ndese hanya kalangan terbatas. Begitu jadi pejabat seperti disebut diatas semua penduduk mengenalinya. Itu pendapat inyong, hehe... #everyday_berpantun Opung pergi ke pulau Bangka/ Tujuannya untuk darma wisata/ Orang seperti Farid Makruf tentu langka/ Semoga Beliau tidak mudah tergoda 3 ta/ 3 ta = harta, tahta, wanita Kang Aat juga langka, karena dia pejuang tangguh untuk menaklukkan hati wanita, hahaha...
Sumber: