Kau Bukan Cinta Sejatiku
Ilustrasi--
Aku berpikir, semakin ku beri harapan, berarti aku sudah membohongi diriku sendiri daripada terus membohongi nurani ku, lebih baik aku menjaga jarak.
Aku coba selalu menghindar bila bertemu dengannya. Aku tak mau rencana pernikahan ku nanti gagal gara-gara ada orang ke tiga yakni Si Bongsor. Sebenarnya aku tak tega, tapi harus aku lakukan demi tunangan ku.
Selama aku manjalin persaudaraan dengan Si Bongsor, tunangan ku sama sekali tidak cemburu, dia juga tidak banyak tanya tentang Si Bongsor, karna dia percaya, kalau dia adalah cinta sejatiku.
Suatu ketika, aku berterus terang dengan Si Bongsor.
"Carilah orang yang tulus dan benar-benar mencintai mu, siapa yang tak mau dengan kamu yang cantik, ayu hitam manis. Rasanya kakak bukanlah orang yang tepat untuk kau cintai, kakak sangat sayang kepadamu, tapi kakak lebih sayang kepada pacar kakak," saranku untuk tidak memberikan harapan manis lagi kepadanya.
Tentu saja apa yang kukatakan padanya membuat hatinya hancur berkeping -keping, dia menangis sejadi-jadinya.
Air matanya meleleh, tangannya memukul - mukul pundakku, aku tak bisa membendungnya.
Aku terdiam karena aku tak mau larut dalam kebohongan dan mendosa. Daripada aku terus memberikan kasih sayang kepada orang yang tak ku cintai, karena hatiku menolak. Apalagi beberapa bulan ke depan aku akan menikah.
Sumber: