Kau Bukan Cinta Sejatiku

Kau Bukan Cinta Sejatiku

Ilustrasi--

Aku hanya tersenyum simpul mendengar ucapannya.

 

"Kakak sudah makan di luar, ditraktir oleh teman," ujar ku. Aku terus melanjutkan mengetik berita, karena aku seorang wartawan yang baru satu tahun bertugas di Kota Semarak (Kota Bengkulu-red).

 

Si hitam manis berbadan bongsor tersebut tidak malu-malu untuk bercanda. Terkadang aku sedang bekerja sering diganggunya.

 

Terkadang telingaku disenggolnya pakai jari, perutku juga dicuilnya, namun aku tidak beranjak dari tempat kerja ku.

 

Awal aku mengenalnya, memang dia tergolong anak manja, periang dan selalu ceria.

 

Dia mengaku, sejak kecil sudah ditinggalkan ayahnya, karena ayah dan ibunya bercerai. Sehingga dia diasuh oleh ibu kandung dan ayah tirinya.

 

Setelah tamat SMP dia disuruh ibunya sekolah di kota, karena dirinya mulai tumbuh dewasa.

 

Sehingga perlu dijauhkan dari ayah tirinya yang tergolong genit suka menggoda si bongsor berparas manis.

Sumber: