Dihargai Rp. 800 - 1.000 Perbutir, Petani Kelapa di Banyuasin Menjerit

Dihargai Rp. 800 - 1.000 Perbutir, Petani Kelapa di Banyuasin Menjerit

--

PANGKALAN BALAI, harianbanyuasin.com - Menjadi sentra penghasil buah kepala terbesar di Sumsel, petani kelapa di Kabupaten Banyuasin menjerit, karena harga buah kelapa yang terus turun dan tidak berharga, Selasa (1/11/22).

 

Diketahui berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banyuasin, luasan Perkebunan Kelapa Rakyat di Banyuasin yang mencapai 48.053 Hektar, dengan produksi sebanyak 46.496 Ton pertahun dan tersebar di 21 Kecamatan tersebut, saat ini menjadi perkebunan yang tidak produktif karena semakin anjloknya harga kelapa di pengepul.

 

Hal itu seperti disampaikan langsung Tri Efendi salah satu masyarakat di Kecamatan Makarti Jaya kepada Harian Banyuasin mengaku, saat ini harga buah kelapa perbutir semakin turun, dari 2 bulan lalu harganya diangka Rp. 3.000 perbutir, hingga saat ini hanya dihargai Rp.800 sampai Rp.1.000.

 

Padahal berdasarkan berita dari pemerintah Kabupaten Banyuasin, perkebunan kelapa yang tersebar di 21 Kecamatan Banyuasin, seperti di Kecamatan Banyuasin II ada sebanyak 8.855 hektar, Makarti Jaya 7.128 hektar, Muara Sugihan 6.490 hektar, Muara Padang 5.161 hektar, Sumber Muara Telang 5.711 hektar, Air Kumbang 2.911 hektar, Pulau Rimau 3.633 hektar, Muara Telang 2.823 hektar. Itu saat ini tidak bisa mensejahterakan petani kelapa yang ada, keluhnya.

 

"Dengan harga yang saat ini 800 sampai 1000 rupiah perbutir, itu sama saja buah kelapa itu tidak berharga, karena mulai dari biaya petik, angkut dan  kupas saja itu sudah mencapai 600 rupiah perbutir nya, sementara harga jual segitu. Tentu hal itu akan semakin membuat petani kelapa semakin miskin," ungkapnya.

 

Dia berharap kepada pemerintah khususnya Pemkab Banyuasin atau dinas terkait, kiranya dapat turun langsung ke lapangan dan menjelaskan apa penyebab turunnya harga kelapa tersebut, apakah permainan tengkulak atau pabrik penerima memang menerima dengan harga segitu, tanyanya.

 

"Jadi kalaupun ternyata memang benar harga buah kelapa itu semurah itu, kiranya ada inovasi atau solusi apa dari pemerintah, untuk membuat pabrik minyak kelapa atau mengekspor dan lain-lain, agar petani kelapa ini bisa sejahtera," pintanya. (son)

Sumber: