24 Tahun tak Dikeruk, Saat Hujan Desa Sidomakmur Kebanjiran

24 Tahun tak Dikeruk, Saat Hujan Desa Sidomakmur Kebanjiran

Kondisi Desa Sidomakmur yang terendam banjir akibat hujan deras mengguyur, Rabu 5 Oktober 2022, malam--

SIDOMAKMUR, HARIANBANYUASIN.COM – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Air Kumbang, Kabupaten Banyuasin, membuat sejumlah desa kebanjiran, Kamis 6 Oktober 2022.

 

Salah satu desa yang terkena dampak, yakni Desa Sidomakmur.

 

Banjir yang melanda setiap kali hujan turun ini, diakibatkan kondisi saluran primer yang sejak tahun 1998 sama sekali belun dinormalisasi.

 

Warga Desa Sidomakmur Kecamatan Air Kumbang, yang kebanjiran akibat tingginya intensitas hujan, berharap pemerintah melakukan normalisasi saluran.

 

Kadus 4 Desa Sidomakmur, Prayitno membenarkan jika pemukiman warganya sering kali tergenang banjir.

 

Banjir itu berasal dari tingginya intensitas hujan dan juga pasangnya permukaan sungai.

 

Akibatnya, air yang datang tidak mengalir dengan baik, dikarenakan saluran primer yang tidak berfungsi.

 

“Ya mbak, semalam (kemarin) hujan deras sekali, kami kebanjiran," katanya.

 

"Bahkan di depan rumah saya juga kebanjiran mbak. Primer sudah kami keruk secara swadaya sepanjang 3 Km, tapi hanya sebelah saja," tambahnya.

 

"Makanya masih kebanjiran. Harusnya sih seluruh primer itu direhab, agar tidak lagi kebanjiran seperti sekarang ini,” katanya.

 

Dijelaskannya, jika saluran primer dan sekunder yang melintasi Desa Sidomakmur ini cukup panjang.

 

Dan bukan hanya melintasi desa yang dia pimpin, tetapi ada sejumlah desa lainnya.

 

Yakni Desa Padang Rejo, Budi Mulya, Sido Makmur dan KP Permata. Bahkan dalam waktu lima tahun terakhir, kebanjiran kian parah dirasakan masyarakat.

 

Dan kondisinya tak jauh berbeda, saat hujan dan pasang naik, dipastikan kebanjiran.

 

Diketahui,  jika kondisi saluran sekunder yang sepanjang 17 Km dan melintasi empat desa itu kondisinya tak bisa lagi berfungsi dengan semestinya.

 

Saluran yang memiliki lebar sekitar 24 meter itu sudah banyak ditumbuhi rumput dan lumpur yang membuatnya menyempit.

 

“Kalau biasanya pagi air pasang, sore sudah surut kembali. Tapi sekarang ini tergenang hingga berhari-hari. Masyarakat kami untuk beraktivitas pun menjadi terganggu,” imbuhnya.

 

"Sekarang saja ketinggian air di depan rumah saya berkisar 30 hingga 40 cm. Susah mau kemana-mana," pungkasnya.*

Sumber: