Bisik-bisik Keras

dapat. Sebatas diceritakan. Tidak bisa ditulis.
Yang dimaksud ''pos'' adalah tempat tugas si wartawan. Ada wartawan yang ''ngepos'' di
istana, di Mabes Polri, di Polda, di Polres, di pelabuhan, di kementerian keuangan dan
seterusnya. Di situlah mereka ''berkantor''. Setiap hari. Mereka tahu apa pun yang ada di
''pos'' masing-masing. Termasuk sisi gosip-gosipnya. Bahkan media seperti PosKota sampai
punya wartawan yang ''ngepos'' di Polsek-Polsek.
Karena itu media perlu punya wartawan banyak sekali. Mahal.
Media online tidak mau punya banyak wartawan. Penghasilan online tidak sebesar
penghasilan koran di masa jaya.
Di zaman sekarang, ternyata cara merahasiakan peristiwa sensitif masih sama. Termasuk
soal tembak-menembak polisi itu. Sampai tiga hari kemudian pun belum ada wartawan
yang tahu.
Medsos juga masih bungkam.
Hebat sekali. Kalau itu di zaman Orde Baru tidak ada yang heran. Ini terjadi di zaman
Sumber: