Menuju Perubahan Besar Dunia
Muthmainnah Kurdi, S.Ag--doc
BACA JUGA:80 Tahun Kemerdekaan, Indonesia Masih Terjajah?
Peristiwa ini memantik kemarahan publik, keesokan harinya gelombang demo berlanjut secara nasional bahkan, beberapa rumah anggota DPR dan seorang menteri dijarah masa.
Berharap Perubahan
------------
Sudah satu abad lebih, masyarakat Indonesia dan dunia hidup di bawah payumg sistem buatan manusia yakni, sistem kapitalisme dengan politiknya, demokrasi yang kemudian memancarkan nilai-niali kehidupan sekuler dalam segala lini.
Dari tahun ketahun rakyat merasakan tidak ada implikasi signifikan bergantinya pemimpin dengan kesejahteraan setiap individu, lambat laun masyarakatpun berada pada puncak habis kesabarannya.
Ajang pemilu yang diharapkan menjadi momen penting memilih pemimpin yang mampu merubah nasib rakyat menjadi lebih baik, nyatanya tidak pernah menjadi kenyataan.
Mulai dari politisi, akademisi, budayawan, tokoh agama, masyarakat sipil hingga mahasiswa sering mengkampanyekan perubahan itu.
Sayangnya, perubahan yang diinginkan hanya sebatas ganti wajah pemimpin, hanya permukaan bukan perubahan yang fundamental dari akarnya, tentu ini tidak bisa mengubah struktur dasar sistem yang berkuasa.
Maka yang ada, rakyat makin tertindas dengan pajak berlipat, pengangguran meningkat, ditambah pejabat korup yang niretika.
Tidak adanya kesadaran politik yang sahih (benar), menjadi sebab kenginan perubahan itu sebatas mengganti wajah rezim yang berkuasa, sebatas menyelamatkan demokrasi dengan menerapkan demokrasi yang baik.
Padahal sejatinya, inilah yang menjadi sebab makin kuatnya cengkraman demokrasi menghegemoni melalui boneka-boneka baru yang menjadi proxy Barat.
Karna itulah, perubahan yang diinginkan belum bisa terwujud.
Instrumen yang Menjadi Syarat Perubahan
Sesungguhnya, jika menghendaki perubahan nyata, maka haruslah perubahan yang totalitas yakni, mengubah sistem kehidupan kapitalis sekuler secara asasi (dasarnya) dan inqilabi (keseluruhan) menuju kehidupan Islam.
Sumber: