Mengungkap Sejarah dan Kearifan Lokal Sungsang : Dijuluki Desa Tua Kaya Raya Sumatera Selatan

Senin 30-10-2023,19:43 WIB
Reporter : Dian F
Editor : Yanti

Versi kedua tentang asal usul nama Sungsang berhubungan dengan arah aliran sungai.

Pada masa pasang, air di Batanghari mengalir dari hilir ke hulu, yang seharusnya sebaliknya.

Hal ini membuat masyarakat menyebutnya "Sungsang" sebagai referensi terhadap arah aliran sungai yang salah.

Versi ketiga berasal dari cerita tentang seorang kesatria yang kuat bernama Demang Lebar Daun, yang datang dari Banten dan terdampar di daerah Sungsang.

Daerah di mana dia terdampar kemudian dinamai Sungsang, sebagai referensi terhadap kejadian terdamparnya.

Demang Lebar Daun kemudian menetap di sana, menikahi putri Kerajaan Sriwijaya, dan menjadi leluhur masyarakat Sungsang.

Sejarah dan asal usul nama Sungsang mengungkapkan akar-akar budaya dan sejarah yang kaya yang membentuk desa ini.

Sungsang bukan hanya sekadar desa nelayan, tetapi juga sebuah tempat yang penuh dengan legenda dan cerita yang menggambarkan peranannya dalam sejarah Sumatera Selatan.

Sungsang bukan hanya memiliki sejarah yang kaya, tetapi juga kearifan lokal yang masih terjaga dengan baik.

Salah satu tradisi menarik yang ada di Sungsang adalah Tradisi Daun Nipah.

Selain menjadi nelayan, sebagian masyarakat juga menjual daun nipah, yang memiliki berbagai kegunaan.

Daun nipah digunakan untuk membuat dinding perahu, atap rumah, tikar, caping, keranjang, sapu lidi, dan sebagai pembungkus rokok tembakau.

Kerajinan dari daun nipah ini telah menjadi mata pencaharian tambahan bagi sebagian besar penduduk Sungsang.

Harga daun nipah berkisar sekitar Rp 5.000 per ikat, tetapi jika sudah diolah menjadi kerajinan, harganya bisa lebih tinggi.

Tradisi Daun Nipah adalah contoh nyata bagaimana masyarakat Sungsang menjaga kearifan lokal mereka.

Mereka tidak hanya menjaga tradisi ini tetap hidup, tetapi juga menggunakannya sebagai sumber penghasilan tambahan.

Kategori :