Namun, apa yang seharusnya menjadi perjalanan biasa-biasa saja berubah menjadi tragedi mengerikan.
Menurut keterangan Kepala Desa Terusan Muara, Wancik, peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 17.30 WIB. Wancik, yang kami hubungi pada Kamis, 26 Oktober 2023, membenarkan insiden ini dan memberikan beberapa detail terkait kronologinya.
Andi dan ayahnya memulai perjalanan mereka dengan menggunakan getek pompong berukuran 8 meter.
Mereka berlayar menuju Sungai Elang, Sungsang, dengan harapan mendapatkan sejumlah kerang sebagai hasil tangkapan mereka.
Kades Wancik menjelaskan bahwa saat tiba di Sungai Elang sekitar pukul 12.00 WIB, mereka harus menunggu hingga air sungai surut sebelum bisa mulai mencari kerang.
Setelah menunggu beberapa waktu, ketika permukaan air sungai mulai surut, Andi memutuskan untuk turun dari getek pompong.
Dia memutuskan untuk mencari ikan dan kerang dengan tangan di dalam sungai. Namun, apa yang terjadi selanjutnya adalah sesuatu yang tak terduga.
Menurut keterangan Kades Wancik, dari jarak sekitar 3 meter, ayah Andi menyaksikan momen mengerikan saat seekor buaya mendekati anaknya.
Buaya itu tiba-tiba menyerang Andi, menerkamnya, dan menariknya ke dalam sungai.
Saksi mata menyaksikan momen mengerikan ini, tetapi reaksi cepat mereka tidak cukup untuk menghindari tragedi tersebut.
Melihat anaknya yang diserang buaya, ayah Andi dan beberapa nelayan lainnya yang berada di sekitar lokasi segera mencoba untuk mengejar buaya tersebut.
Mereka berusaha untuk menyelamatkan Andi dari cengkeraman buaya yang mengerikan. Namun, dalam usaha yang putus asa, mereka harus menyadari bahwa Andi telah menghilang, dibawa oleh buaya itu.
Buaya yang menyambar korban ini dilaporkan memiliki panjang sekitar 5 meter.
Lokasi Sungai Elang, tempat kejadian tragis ini terjadi, sebenarnya dianggap aman dari buaya oleh para nelayan setempat.
Namun, takdir berkata lain pada hari itu, dan tragedi ini membawa duka yang mendalam kepada keluarga Andi dan seluruh warga di sekitarnya.***