PANGKALAN BALAI, HARIANBANYUASIN.COM - Upaya pencegahan stunting di Indonesia harus diproritaskan pada kebutuhan gizi anak dan sanitasi.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin saat menghadiri puncak perayaan Harganas ke-30 di Kabupaten Banyuasin, Kamis 6 Juli 2023.
Disampaikan Wapres, berdasarkan statistik PBB tahun 2022, lebih dari 149 juta (22%) balita di seluruh dunia mengalami stunting.
BACA JUGA:Bupati Banyuasin Dikukuhkan Sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting
Dimana 6,3 juta balita stunting adalah balita Indonesia.
Sementara data UNICEF, stunting disebabkan anak kekurangan gizi dalam dua tahun usianya, ibu kekurangan nutrisi saat kehamilan, dan sanitasi yang buruk.
Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia adalah 21,6%, sementara target yang ingin dicapai adalah 14% pada 2024.
BACA JUGA:Puncak Harganas Berakhir, Kendaraan Terjebak Kemacetan Sepanjang 16 Km di Jalintim Banyuasin
Untuk itu, diperlukan upaya bersama untuk mencapai target yang telah ditetapkan, salah satunya dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat, yakni keluarga.
“Keluarga menjadi aktor kunci dalam mengatasi sebab-sebab stunting tersebut," kata Wapres.
"Keluarga mesti memiliki kesadaran untuk memprioritaskan pemenuhan asupan gizi dan pengasuhan anak secara layak," tambahnya.
BACA JUGA:Kepala BKKBN: Perempuan Anemia Berisiko Tinggi Lahirkan Bayi Stunting
"Termasuk menjaga kebersihan tempat tinggal dan lingkungan,” tegasnya.
Wapres juga mengingatkan, stunting bukan semata persoalan tinggi badan.
Namun yang lebih buruk adalah dampaknya terhadap kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis, ketertinggalan dalam kecerdasan, dan kalah dalam persaingan.