Tak dimungkiri, tidak semua dari kita bergelimang harta. Apalagi, selepas dihantam pandemi corona, membuat hampir semua ketahanan ekonomi rumah tangga limbung.
Namun sebagai seorang muslim, kekurangan harta tak lantas membuat kita enggan bersedekah. Mengingat besarnya pahala sedekah dan keberkahannya. Sebagaimana disitir dalam kitab-Nya:
"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuh kan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui." (TQS. Al Baqarah: 264)
Empati itu Fitrah
Sikap empati kepada sesama adalah fitrah dari sang Pencipta. Maka, pastilah hati kita trenyuh dan menetes air mata, manakala menyaksikan penderitaan orang lain.
Itu artinya, kita lebih beruntung. Allah titipkan rezeki lebih dan hati yang lembut. Dapat merasakan iba seraya memberikan uluran tangan, meringankan beban sesama yang sedang dihimpit kekurangan.
Seperti yang sempat viral di sosmed beberapa pekan lalu, aksi sosial yang bikin haru kita. Dalam video Tik Tok itu, nampak seorang siswa madrasah aliyah kelas XII IPA 3 di Kota Blitar bernama Muhzinul Asrori, mendapat hadiah ponsel pintar dari teman sekelas dan gurunya. Uang didapatkan dari patungan teman sekelas dan gurunya.
Sontak, aksi sosial itu bikin haru jutaan viewers, saat menyaksikan guru dan rekan satu kelas Muhzinul memberikan ponsel baru. Pemandangan seperti ini selalu mengundang haru kita. Sesungguhnya, pertanda masih bersemayam fitrah itu (menyayangi sesama) dalam diri kita.
Jika di antara kita ada yang terkikis fitrah itu atau keras hatinya, agama menasehati agar segera menghilangkannya. Bagaimana caranya? Berikut solusinya, dalam hadis Nabi: