Transportasi menuju Desa Sungsang sampai saat ini masih dominan menggunakan jalan air baik antar desa maupun antar dusun dengan menggunakan perahu, motor ketek atau speed bood.
Untuk di dalam kampung, sudah dapat menggunakan kendaraan roda dua, becak melalui jalan yang dibuat dengan cor semen/papan bertiang.
Sesuai dengan topografi dan letak wilayah yang berada di pinggir pantai, maka daerah ini memiliki panorama yang indah dengan udara yang sejuk.
Serta cocok untuk dijadikan tempat kunjungan wisata baik wisata air, wisata alam, wisata mancing serta wisata kuliner dengan makan khas yang terbuat dari ikan, udang, kerang dan kepiting.
Desa Sungsang berdasarkan sejarah sudah ada sejak abad ke-17 namun riwayat ini dak teragendakan dalam sejarah seperti daerahdaciah lainnya.
Sehingga tidak diketahui tahun berapa terbentuknya nama Desa/ Marga Sungsang ini, karena pada masa itu penduduk Sungsang sering berpindah-pindah tempat dan ada juga yang menamakan tempat ini dengan Pulau Percul.
Namun istilah ini tidak terpopuler sehingga arti dan maksud Percul itu sendiri tidak banyak yang tahu.
Berdasarkan cerita leluhur bahwa pada zaman dahulu ada seorang pengembara yang berasal dari pulau Jawa (pulau Jawa Dwiva) dengan tujuan ke pulau Sumatera (pulau Andalas) yaitu ke Palembang sekarang yang bernama Pojang Cinde Kirana untuk mencari nafkah dengan berniaga (berdagang).