Aku terus berusaha menjaga etika, jangan sampai sembarangan dengan anak gadis orang.
Karena aku hanya sebatas memberikan kasih sayang dan perhatian bukan mencintai.
Bila dia punya masalah pribadi, atau keluarga selalu curhat, bahkan rekan di sekolahnya pun diceritakannya bahwa dia memiliki seorang pria yang baik.
Bahkan tetangga kiri kanan sudah tahu bahwa dia dekat dengan aku.
Seiring waktu berjalan, aku coba untuk melepaskan ikatan adik kakak tanpa didasari oleh rasa cinta itu.
Aku berpikir, semakin ku beri harapan, berarti aku sudah membohongi diriku sendiri daripada terus membohongi nurani ku, lebih baik aku menjaga jarak.
Aku coba selalu menghindar bila bertemu dengannya. Aku tak mau rencana pernikahan ku nanti gagal gara-gara ada orang ke tiga yakni Si Bongsor. Sebenarnya aku tak tega, tapi harus aku lakukan demi tunangan ku.
Selama aku manjalin persaudaraan dengan Si Bongsor, tunangan ku sama sekali tidak cemburu, dia juga tidak banyak tanya tentang Si Bongsor, karna dia percaya, kalau dia adalah cinta sejatiku.