Fakta Unik Tentang Gunung Lewotobi, Keajaiban Alam yang Tersembunyi di Pulau Flores

Dalam kepercayaan masyarakat Flores, gunung ini dianggap sebagai tempat yang sakral dan memiliki hubungan erat dengan kehidupan mereka.

Beberapa kelompok etnis di Flores mempercayai bahwa gunung ini adalah tempat kediaman roh leluhur dan tempat pertemuan antara dunia manusia dengan dunia spiritual.

Tradisi dan ritual adat yang melibatkan Gunung Lewotobi masih dipraktikkan oleh sebagian besar masyarakat sekitar, yang menganggap bahwa gunung ini membawa keberkahan dan melindungi mereka dari bencana alam.

Dalam beberapa acara adat, masyarakat akan melakukan upacara penghormatan kepada dewa-dewa gunung sebagai ungkapan rasa terima kasih atas hasil bumi dan keselamatan yang mereka nikmati.

5. Keberagaman Hayati yang Menakjubkan

Keberagaman hayati yang ada di sekitar Gunung Lewotobi juga patut mendapat perhatian.

Wilayah sekitar gunung ini merupakan rumah bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan endemik yang tidak dapat ditemukan di tempat lain.

Flora yang tumbuh di lereng gunung ini mencakup berbagai jenis tumbuhan langka yang hanya tumbuh di daerah vulkanik.

Tak hanya tumbuhan, fauna yang menghuni kawasan ini juga sangat beragam.

Salah satu hewan yang sering ditemui di sekitar gunung adalah burung-burung endemik, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengamat burung.

Selain itu, kawasan hutan tropis sekitar gunung juga menjadi habitat bagi berbagai jenis mamalia, reptil, dan serangga yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem lokal.

6. Meningkatnya Minat Wisata dan Ekowisata

Seiring dengan berkembangnya tren ekowisata di Indonesia, Gunung Lewotobi semakin menarik perhatian para wisatawan baik domestik maupun internasional.

Keindahan alam yang dimilikinya, ditambah dengan sejarah geologi dan budaya lokal yang kaya, menjadikan gunung ini sebagai salah satu destinasi wisata yang patut dikunjungi.

Para wisatawan bisa melakukan pendakian, camping, atau bahkan sekadar menikmati pemandangan alam yang luar biasa dari kaki gunung.

Sumber: