Harga Beras Melejit, Rakyat Menjerit
Cahaya Istiqomah--
Pertanian juga menjadi sektor yang menyerap tenaga kerja terbanyak. Menurut Data Badan Pusat (BPS), pada Februari 2022, serapan tenaga kerja di sektor pertanian mencapai 30%, yang merupakan angka tertinggi dibandingkan sektor lain.
Tidak dimungkiri, upaya pemerintah untuk menormalisasikan harga beras terus dilakukan. Namun, jauh panggang dari api.
Upaya yang ada belum mampu menyentuh akar persoalan. Kenaikan harga bahan pokok masih menjadi momok di setiap tahunnya.
Semua ini tidak lepas dari diadopsinya sistem ekonomi kapitalis yang berasaskan sekularsime.
Sistem ekonomi kapitalis memungkinkan terjadinya perselinguhan penguasa dan pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan materi.
Alih fungsi lahan dilakukan tanpa pertimbangan kebutuhan pangan nasional. Akibatnya, ramai lahan dibuka bukan untuk kepentingan menghasilkan bahan pokok, tapi justru berubah menjadi lahan industri.
Semua demi mengikuti nafsu pengusaha dalam mengejar keuntungan sebesar-besarnya.
Pandangan Islam
Pemimpin dalam islam harus mampu berbuat adil dan bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya, mulai dari larangan penimbunan barang, mekanisme pembentukan harga, permodalan, sumber daya manusia, dan sebagainya.
Sebagaimana diriwayatkan melalui Umar Ra. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Orang yang mendatangkan (makanan) akan dilimpahkan rezekinya, sementara penimbun akan dilaknat." (HR. ).
Dalam Islam, tugas negara adalah melayani, melindungi serta memastikan kebutuhan rakyatnya tercukupi dengan mudah, murah dan berkualitas.
Islam memiliki mekanisme agar ketersediaan pangan dan harga tetap stabil.
Pemerintah memiliki kebijakan dengan menyediakan lahan pertanian. Bila ada lahan yang tidak digarap selama 3 tahun atau terbengkalai, maka tanah tersebut diserahkan kepada negara untuk diberikan kepada siapa saja yang ingin menghidupkannya.
Dalam sistem Islam, pemerintah juga akan mengurangi alih fungsi lahan dan meningkatkan kualitas benih, pupuk, serta metode pertanian.
Sumber: