Tren Konten Flexing, Standarisasi Gaya Hidup Kapitalisme
Ismawati--Foto harianbanyuasin.com
Alhasil, target pencapaian tertinggi adalah menjadi kaya raya.
Padahal, sesungguhnya harta adalah titipan dari Allah Swt. yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt.
BACA JUGA:Gaes, Kuy Hijrah
Tentang dengan cara memperolehnya lalu untuk apa digunakan.
Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang empat hal, ...., tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan.” (HR Tirmidzi).
Sesungguhnya, harta dan segala keindahan dunia hanyalah perhiasan yang bersifat fana.
Amal kebaikanlah yang menjadi pembela sejati kelak di hari pembalasan.
Sebagaimana firman Allah Swt. "Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, sedangkan amal kebajikan yang abadi (pahalanya) adalah lebih baik balasannya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan." (QS. Al-Kahfi : 46).
Seyogyanya sebagai seorang muslim, banyaknya harta bukanlah tujuan dalam kehidupan.
Tapi, bahagia hakiki dalam Islam adalah meraih rida Allah Swt. senantiasa taat dan patuh pada perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Tak ada kehidupan lain di dunia ini selain untuk menambah bekal kita ketika pulang ke akhirat kelak.
Setiap detik, perbuatan yang kita kerjakan tidak bisa diulang kembali.
Flexing bukanlah ciri khas seorang muslim sejati. Bagi seorang muslim, harta adalah karunia Allah Swt. yang diperuntukkan untuk kebaikan di jalan Allah.
Sebab, harta yang belanjakan akan habis, yang di makan akan jadi kotoran, sementara yang diinfaqkan di jalan Allah sajalah yang abadi untuk kita miliki.
Harta yang kita pamerkan? Hanya menambah penyakit hati bagi saudara saja.
Sumber: