BANNER ASKOLANI 2 PERIODE HL

Tren Konten Flexing, Standarisasi Gaya Hidup Kapitalisme

Tren Konten Flexing, Standarisasi Gaya Hidup Kapitalisme

Ismawati--Foto harianbanyuasin.com

Oleh Ismawati

Flexing atau perilaku memamerkan harta, menunjukkan kemewahan atau kekayaannya semakin marak terjadi.

Terlebih, di era media sosial saat ini konten-konten berbau flexing semakin banyak digemari.

Tak ayal jika banyak orang yang merasa insecure ketika melihat konten seperti itu, dan merasa ingin memilikinya. 

BACA JUGA:Pemuda dan Solusi Tuntas Permasalahan Iklim Global

Lihatlah, bagaimana para influencer memamerkan gaya hidup serba mewah mereka.

Mulai dari pakaian, peralatan make up, tas, kendaraan, hingga perlengkapan rumah tangga yang  serba mewah, bikin iri setiap mata yang memandang.

Apa sebab? Banyak faktor yang membuat orang bisa melakukan flexing, di antaranya adalah untuk sekadar mencari perhatian, mencari validasi, tekanan sosial, atau kurangnya rasa percaya diri.

BACA JUGA:Jangan Tergoda Pinjol

Sementara itu, sosial media adalah tempat di mana orang-orang bisa mengunggah konten apa saja, termasuk tentang flexing.

Upaya mengejar followers atau viewers menjadi target utama kreator di media sosial. 

Selain itu, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa menjadi kaya dan terkenal adalah prioritas utama generasi saat ini.

BACA JUGA:Islam Solusi Atasi Semrawut PPDB

Kehidupan saat ini memang bak hukum rimba, yang berduit dia yang berkuasa.

Sumber: